Reporter: Gloria Haraito | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para investor kini tak perlu meraba-raba lagi portofolio PT Intiland Development Tbk. Dulu, pengembang properti yang telah berdiri selama 40 tahun ini membagi portofolionya berdasarkan lokasi, yakni di Jakarta dan Surabaya. Alhasil, bermacam proyek Intiland tercampur-campur.
Kini, Intiland membagi bisnis ke dalam empat kategori; yakni high rise dan mixed use, landed residential, Whiz Hotel dan hospitality, serta kawasan industri. Dengan mereorganisasi perusahaan, Presiden Direktur Intiland Lennard Ho Kian Guan mengatakan perusahaan bisa lebih fokus mengembangkan usaha. "Dengan merestrukturisasi perusahaan ke dalam empat kategori, investasi menjadi semakin fokus dan terarah," tutur Lennard kepada KONTAN.
Sebagai amunisi jangka panjang, Intiland juga tengah mempersiapkan kawasan industri. Di kategori ini, Intiland memiliki Ngoro Industri Persada I dan II. Ngoro I yang seluas 240 ha kini tinggal 50 ha. Karena itu Intiland mulai membangun 30 ha infrastruktur di Ngoro II.
Sekedar catatan, Intiland merupakan pengembang yang telah berdiri dari jaman orde baru. Proyek pertama Intiland yang terkenal ialah perumahan kanal di Pantai Mutiara. Proyek ini menjadi perumahan pertama yang dibangun di atas lahan reklamasi dengan kanal yang mengalir di sepanjang perumahan tersebut.
Sisa 11 ha di lahan tersebut kini digunakan untuk mengembangan The Regatta, kondominium kelas atas yang didesain secara unik oleh Tom Wright dari Atkins Design. Arsitek yang sama juga turut merancang Burj Al Arab, gedung ikon spektakuler di Dubai. Di Surabaya, perusahaan juga mengembangkan kawasan mentereng bertajuk Graha famili seluas 280 ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News