Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) semakin optimistis menatap sektor properti pada semester II. Seiring tanda-tanda pulihnya minat beli setelah sebelumnya cenderung memilih menunggu.
"Kami melihat trend ini merupakan sinyalemen yang sangat baik bagi proses recovery industri properti sekaligus menunjukkan mulai pulihnya minat beli masyarakat dan investor yang dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengambil sikap wait and see," ujar Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland saat dihubungi kontan.co.id, Minggu (16/6).
Menurutnya, saat ini bisa menjadi momentum terbaik bagi masyarakat dan investor untuk kembali berinvestasi di sektor properti. Selain itu, pasca proses pemilu, semester kedua seharusnya menjadi time to buy bagi investor.
Karenanya, pihaknya percaya bahwa masyarakat dan investor tentu akan memanfaatkan terbaik dalam membeli maupun berinvestasi di sektor properti.
"Stabilitas politik, keamanan, dan iklim investasi dapat menjadi stimulus untuk pulihnya pasar properti nasional," lanjutnya.
Theresia menyebutkan berdasar data penjualan perusahaan selama kuartal I kemarin pertumbuhan terbesar masih berasal dari segmen properti hunian, baik rumah tapak atau apartemen.
Secara rinci, dari beberapa pengembangan proyek hunian yang dimiliki Intiland, penjualan terbesar berasal dari proyek kawasan perumahan seperti Graha Natura di Surabaya serta Serenia Hills di Jakarta.
Sementara untuk hunian apartemen, kontribusi terbesar berasal dari proyek 1Park Avenue di Jakarta selatan dan The Rosebay di Graha Famili Surabaya.
Sepanjang semester I ini, pihaknya memang masih merasakan kondisi properti belum terlalu kondusif. Masyarakat dan investor masih cenderung mengambil sikap wait and see menunggu perkembangan kondisi politik.
"Bisa dikatakan, sepanjang semester I tahun ini kami tidak menaikkan harga jual produk properti secara signifikan. Ada kenaikan harga sekitar 3%-5% di sebagian proyek hunian, seperti kawasan perumahan Graha Natura di Surabaya dan apartemen 1Park Avenue di Jakarta," tutupnya.
Sebelumnya, dari survei konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Mei 2019, instrumen investasi yang banyak dipilih oleh konsumen adalah properti sebesar 24%, dan emas perhiasan 18,5%. Keduanya meningkat dibandingkan survei pada April 2019 yang masing-masing 22,3% dan 18,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News