Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) terus mengembangkan segmen ritel farmasi, klinik kesehatan dan laboratorium diagnostik melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA). Kimia Farma pun merancang sejumlah strategi untuk bisa mengoptimalkan ekspansi pada tahun depan.
Direktur Utama Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo mengungkapkan, secara bisnis, ketidakpastian ekonomi sebagai akibat pandemi covid-19 turut memunculkan tantangan bagi KFA. Kendati begitu, KFA terus berupaya memberikan kontribusi bagi Kimia Farma maupun untuk penanganan pandemi di Indonesia dengan turut aktif membantu upaya pemerintah.
Secara bisnis, saat ini Kimia Farma Apotek (segmen apotek) memberikan kontribusi sebesar 40,26% sedangkan Kimia Farma Diagnostika (segmen klinik dan lab) memberikan kontribusi sebesar 12,76 % bagi kinerja Kimia Farma. "Di tengah kondisi ekonomi dan bisnis yang sangat menantang, KFA masih mampu membukukan pertumbuhan kinerja positif disaat pasar farmasi mengalami penurunan," ungkap Nurtjahjo kepada Kontan.co.id, Minggu (19/9).
Baca Juga: Harga saham KAEF melemah 0,43% di penutupan sesi pertama bursa Jumat (17/9)
Dia menegaskan, pengembangan layanan apotek dan klinik terus dilakukan dengan melihat peluang pasar yang ada, dengan tujuan agar masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan yang berkualitas. Ke depannya pengembangan Klinik dan Lab juga ditujukan untuk daerah wisata dan luar Jawa untuk mendukung Pemerintah dalam pemerataan layanan kesehatan ke masyarakat.
"Dalam waktu dekat Kimia Farma akan hadir di tanah Papua untuk mendukung PON dan layanan kesehatan kepada masyarakat Papua," imbuh Nurtjahjo.
Baru-baru ini, PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), cucu usaha KAEF, telah membuka klinik kesehatan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Hal itu ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi termasuk swab/rapid test antigen dan PCR sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan para wisatawan dan seluruh masyarakat di Labuan Bajo.