Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun ada koreksi dari sisi target penjualan, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) berharap laba bersih tahun ini dapat tetap bertumbuh. Untuk dapat mencapainya, manajemen WOOD menjalankan sejumlah langkah efisiensi.
Investor Relation Integra Indocabinet Fajar Andika mengatakan, pihaknya tetap mengupayakan adanya pertumbuhan laba bersih dengan menjalankan sejumlah langkah efisiensi dalam biaya produksi. Dia mengklaim, langkah ini akan berdampak positif terhadap bottom line perseroan.
“Di samping itu, kami juga melakukan diversifikasi produk dan tetap menjaga harga yang kompetitif. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat menjaga kinerja perseroan di sisa tahun ini,” ungkap Fajar, kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Sebagai pengingat, WOOD memprediksi angka penjualan turun sebanyak 45%-50% secara tahunan. Langkah ini merupakan dampak dari tingkat suku bunga kredit perumahan di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: SKB Food (RAFI) Tawarkan Bisnis Kemitraan dan Lisensi Mulai Rp 28 Juta di IFRA
Fajar menjelaskan, penjualan segmen furnitur dan building component memiliki korelasi yang tinggi dengan pasar properti. Dengan tingkat suku bunga kredit perumahan AS yang mencapai lebih dari 7%, menyebabkan permintaan produk building component dan furniture melambat di tahun 2023.
Turunnya permintaan tersebut berdampak terhadap bisnis WOOD lantaran penjualan WOOD didominasi ekspor, termasuk ke pasar AS.
“AS masih menjadi negara tujuan ekspor kami karena potensi market yang sangat besar. Namun kami juga memperluas pasar ekspor kami ke negara Eropa dan Asia. Penjualan perseroan untuk segmen ekspor 95% dan lokal 5% dari total pendapatan,” jelasnya.
Tak mau menyerah dengan keadaan, WOOD tetap berupaya meningkatkan kinerja dengan melakukan diversifikasi pasar ekspor ke negara- negara ASIA dan UEA yang memiliki pertumbuhan permintaan furnitur.
Selain itu, WOOD pun terus memaksimalkan potensi di pasar lokal, salah satunya lewat produk lokal dengan merk KANA.
Meskipun porsi penjualan lokal saat ini masih sangat mini, WOOD yakin ke depannya pasar lokal bisa bertumbuh seiring dengan penambahan beberapa produk-produk baru dan meningkatnya permintaan nasional.
“Kami juga akan mengikuti beberapa tender untuk pengadaan furnitur bagi proyek -proyek pemerintahan dan proyek pengadaan furniture IKN,” tuturnya.
Baca Juga: Mitra Pack (PTMP) Optimistis Bisa Penuhi Target Bisnis, Ini Alasannya
Per Juni 2023, Penjualan bersih WOOD hanya mencapai Rp 1,27 triliun. Angka ini menurun 59,42% dibandingkan penjualan bersih yang diraih WOOD pada semester I-2022 senilai Rp 3,13 triliun.
Hasil tersebut ikut tercermin pada perolehan bottom line. WOOD hanya meraih laba bersih sebesar Rp 39,66 miliar per Juni 2023. Anjlok sebanyak 86,77% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 299,89 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News