Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai tutup tahun ini PT Intraco Penta Tbk (INTA) membidik pendapatan dari penjualan alat berat sekitar Rp 1 triliun. Sampai Juni 2019, INTA sudah mengantongi pendapatan Rp 607,93 miliar dari penjualan alat berat.
Nilai tersebut turun dari realisasi penjualan alat berat pada semester 1 2018 yang meraih Rp 1,12 triliun. "Tahun ini kita targetkan penjualan alat berat Rp 1 triliun apabila sentimen dari sektor tambang masih terus negatif," ungkapnya, Minggu (25/8).
Secara total, sepanjang semester pertama tahun ini INTA memperoleh pendapatan Rp 1,09 triliun dari semua lini bisnis, angka ini merosot 28,75% dari capaian paruh pertama 2018 Rp 1,53 triliun.
Baca Juga: Simak strategi Intraco Penta (INTA) tingkatkan penjualan alat berat
Lantaran kondisi industri tambang masih negatif, sambungnya, perusahaan berupaya menggenjot penjualan di sektor lain, seperti infrastruktur perkebunan, general industry, dan konstruksi.
Ia menyampaikan strategi diversifikasi pasar tersebut ini cukup berhasil dan mengalami peningkatan penjualan. Lihat saja, dari sektor infrastruktur yang tercatat meningkat hingga mencapai 186% atau meningkat menjadi Rp197,88 miliar pada Juni 2019 dibandingkan penjualan Juni 2018 sebesar Rp 69,15 miliar.
Kemudian penjualan dari sektor agrikultur tercatat hingga Juni 2019 melonjak sebesar 123% atau sebesar Rp12,53 miliar ketimbang periode hingga Juni tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,62 miliar.
Baca Juga: Kena Dampak Harga Batubara, Penjualan Alat Berat INTA Anjlok
"Diharapkan kontribusi dari sektor-sektor lain selain tambang batubara tersebut dapat membantu perseroan mencapai target penjualan di tahun ini," ujarnya.
Ia memproyeksi adanya peluang pada sektor konstruksi, terlebih usai proses pemilu "Kemungkinan proyek-proyek besar yang saat ini dalam proses konstruksi akan dilanjutkan, dan akan ada pembangunan proyek-proyek baru," tambahnya.
Baca Juga: Pendapatan alat berat turun, Intraco Penta (INTA) mulai diversifikasi bisnis
Sembari memaksimalkan penjualan alat berat, mereka juga mengawal proyek pembangkit listrik. Mereka memiliki satu pembangkit listrik yang sudah beroperasi sejak 2012 di Batam dan tengah membangun PLTU di Bengkulu. "PLTU di Bengkulu diharapkan awal tahun depan sudah bisa operasional," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News