kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi hilir migas tahun ini terganjal pandemi corona


Selasa, 19 Mei 2020 / 19:21 WIB
Investasi hilir migas tahun ini terganjal pandemi corona


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona (Covid-19) menghambat investasi di sektor hilir minyak dan gas bumi (migas). Gara-gara Corona, investasi hilir migas tahun ini ditaksir bakal sulit mencapai target.

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengungkapkan, target investasi hilir migas sesuai dengan rencana kerja badan usaha mencapai US$ 3,22 miliar di tahun ini. Angka itu lebih tinggi dari realisasi tahun 2019 yang sebesar US$ 1,06 miliar.

Peningkatan target tersebut terjadi karena didorong oleh investasi kilang Pertamina. Yakni peningkatan kapasitas kilang (RDMP) Balikpapan dan pembangunan kilang baru (GRR) Tuban.

Baca Juga: Saham emiten migas mulai menghijau terangkat kenaikan harga minyak

Soerjaningsih memaparkan, hingga triwulan I-2020, realisasi investasi hilir mencapai US$ 0,58 miliar atau US$ 583,15 juta. Meski begitu, realisasi di tahun ini diprediksi di bawah target awal.

Pasalnya, Pertamina sebagai kontributor terbesar dalam investasi hilir nasional, berpotensi untuk menurunkan investasi hilir dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 38%-45%.

"Langkah-langkah Pertamina di bagian hilir cenderung hanya mengisi storage nasional dengan membeli dan mengolah crude murah untuk menjaga yield kilang dan mengoptimalkan maintenance kilang," jelas Soerjaningsih kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).

Sebagai informasi, dari realiasi investasi hilir migas nasional sebesar US$ 1,06 miliar pada tahun lalu, sebanyak 57,67% atau US$ 614,84 juta disumbangkan oleh Pertamina. Sementara hingga Triwulan I 2020, dari realisasi yang sebanyak US$ 583,15 juta, sebasar US$ 209,85 juta atau 35,99% berasal dari Pertamina.

Adapun, investasi hilir migas tahun 2020 didominasi oleh kegiatan pengolahan yaitu peningkatan kapasitas kilang (RDMP) dan pembangunan kilang baru (GRR) yang mencapai 80%. Selanjutnya adalah investasi di bidang pengangkutan sebesar 14%, penyimpanan 4% dan niaga 2%.

Baca Juga: Dipanggil KPPU terkait dugaan kartel harga BBM, Begini respon Shell dan Pertamina

Meski terganjal Corona, namun Soerjaningsih mengatakan bahwa target investasi di tahun ini masih belum berubah. Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan konsolidasi dengan sub sektor hulu migas serta mempertimbangkan proyeksi dari badan usaha. Selain itu, perubahan target juga mesti ada konsolidasi dengan target investasi energi secara keseluruhan.

Di luar ganjalan Corona, pemerintah sejatinya telah memasang target investasi hulu migas bisa terus melesat dalam empat tahun ke depan. Untuk tahun 2021, investasi hilir migas diproyeksikan sebesar US$ 7.238,90 juta atau US$ 7,23 miliar. Tahun 2022 mencapai US$ 11.819,90 juta atau US$ 11,81 miliar.

Baca Juga: Pasokan gas domestik terancam defisit di tahun 2023, ini penjelasannya

Selanjutnya, US$ 14.531,83 juta atau US$ 14,53 miliar pada tahun 2023 dan tahun 2024 mencapai US$ 13.923,36 juta atau US$ 13,9 milar.

Berdasarkan Global Competitivenes Index 2017-2018, investasi migas indonesia berada di posisi 36 dari 137 negara. Menurut Soerja, pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi, termasuk di bidang migas. Faktor utama iklim bisnis adalah birokrasi Pemerintah, stabilitas politik, regulasi perpajakan dan produktivitas tenaga kerja.

"Sektor infrastruktur juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam hal tingkat competitiveness," ungkap Soerjaningsih.

Baca Juga: Ada dugaan kartel harga BBM, Shell dan Pertamina angkat bicara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×