Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Meski terganjal Corona, namun Soerjaningsih mengatakan bahwa target investasi di tahun ini masih belum berubah. Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan konsolidasi dengan sub sektor hulu migas serta mempertimbangkan proyeksi dari badan usaha. Selain itu, perubahan target juga mesti ada konsolidasi dengan target investasi energi secara keseluruhan.
Di luar ganjalan Corona, pemerintah sejatinya telah memasang target investasi hulu migas bisa terus melesat dalam empat tahun ke depan. Untuk tahun 2021, investasi hilir migas diproyeksikan sebesar US$ 7.238,90 juta atau US$ 7,23 miliar. Tahun 2022 mencapai US$ 11.819,90 juta atau US$ 11,81 miliar.
Baca Juga: Pasokan gas domestik terancam defisit di tahun 2023, ini penjelasannya
Selanjutnya, US$ 14.531,83 juta atau US$ 14,53 miliar pada tahun 2023 dan tahun 2024 mencapai US$ 13.923,36 juta atau US$ 13,9 milar.
Berdasarkan Global Competitivenes Index 2017-2018, investasi migas indonesia berada di posisi 36 dari 137 negara. Menurut Soerja, pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim investasi, termasuk di bidang migas. Faktor utama iklim bisnis adalah birokrasi Pemerintah, stabilitas politik, regulasi perpajakan dan produktivitas tenaga kerja.
"Sektor infrastruktur juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam hal tingkat competitiveness," ungkap Soerjaningsih.
Baca Juga: Ada dugaan kartel harga BBM, Shell dan Pertamina angkat bicara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News