kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan gas domestik terancam defisit di tahun 2023, ini penjelasannya


Selasa, 19 Mei 2020 / 16:17 WIB
Pasokan gas domestik terancam defisit di tahun 2023, ini penjelasannya
ILUSTRASI. Pengecekan aliran gas bumi di Rusun


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyusun Neraca Gas Nasional tahun 2020-2030. Dalam neraca tersebut, pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri ditaksir bakal mengalami defisit mulai tahun 2023.

Hal tersebut diprediksi bakal terjadi penghitungannya mengacu pada tren penurunan pasokan sumber gas yang ada saat ini (existing supply) dengan permintaan gas yang sudah terkontrak (contracted demand).

Skenario lainnya, jika ada tambahan pasokan dari proyek-proyek gas yang mulai berproduksi (project supply onstream) dan diiringi dengan adanya tambahan kebutuhan gas (commited demand), maka defisit akan mulai terjadi pada 2024.

Baca Juga: Kinerja bisa tertekan corona, ini rekomendasi saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menerangkan, defisit tersebut akan terjadi jika existing supply saat ini tidak ditunjang oleh proyek-proyek yang sekarang sudah berjalan, atau memasuki tahap rencana pengembangan alias PoD (Plant of Development).

Soerjaningsih meyakinkan, proyeksi defisit tersebut bisa diatasi jika ada tambahan pasokan gas, baik dari seluruh project supply maupun potensial supply yang beroperasi sesuai rencana.

"(Defisit) akan tertutup lagi dengan exsisting plus project supply, dari proyek-proyek gas yang onstream," jelas dia kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).




TERBARU

[X]
×