Reporter: Nurmayanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Krisis lagi-lagi mengganggu rencana sejumlah investor di dalam negeri. Setidaknya, sekitar 21 dari total 25 perusahaan sepatu yang berencana melakukan investasi baru atau ekspansi usaha di Indonesia pada tahun ini menunda rencananya. Para pengusaha memilih menunggu merealisasikan rencana investasinya hingga kondisi perekonomian membaik. Disinyalir, total nilai investasi dari ke-25 perusahaan itu mencapai US$ 170 juta.
Berdasarkan data yang ada, Asosiasi Perusahaan Sepatu Indonesia (Aprisindo) melihat hingga saat ini baru ada sekitar empat perusahaan yang merealisasikan rencana investasinya. Mereka adalah PT Ching Luh Indonesia (PMA) yang memiliki kapasitas pabrik 12 juta pasang dengan nilai investasi Rp 162 miliar dan berlokasi di Tangerang, grup PT Nikomas Gemilang (PMA) berkapasitas 6 juta pasang dengan nilai investasi US$ 35 juta berlokasi di Serang, PT Panarub Dwikarta (PMA) berkapasitas 4,2 juta pasang dengan investasi senilai US$ 6 juta berlokasi di Tangerang dan PT Parkland World Indonesia (PMA) berkapasitas 6 juta pasang dengan investasi US$ 51,9
juta berlokasi di Serang.
“Perusahaan yang lain kemungkinan menunda karena krisis ekonomi global ini dan setahu kami baru beberapa yang berjalan,” kata Direktur Eksekutif Aprisindo Singgih Warsito, kemarin.
Direktur Industri Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Budi Irmawan membenarkan jika ada beberapa rencana investasi baru di tahun ini. “Namun saya belum mendapatkan laporan tentang perkembangannya,” kata Budi.
Data Depperin menyebutkan, total ekspor sepatu nasional, pada tahun lalu mencapai US$ 1,89 miliar atau meningkat 18,82% dari tahun sebelumnya. Namun, pencapaian nilai ekspor sepatu pada tahun lalu itu masih di bawah pada 1996. Kala itu, Indonesia mencetak rekor tertinggi nilai ekspor sebesar US$ 2,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News