Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) menargetkan impor industri kimia pada tahun ini lebih kecil dari tahun lalu. Alasannya, terdapat beberapa investasi baru di sektor industri kimia dasar yang diharapkan bisa menekan impor.
Berdasarkan data dari Kemperin, realisasi impor industri kimia dasar tahun lalu sebesar US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 16,5 triliun. Beberapa bahan baku yang impornya cukup besar di antaranya adalah petrokimia, olahan karet, bahan baku farmasi, pigmen, minyak atsiri, dan preparat wewangian, serta beberapa bahan baku lain.
"Masuknya investor asing membuat perusahaan dalam negeri mampu memproduksi sendiri bahan kimia dasar," ujar Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Dasar, Kemperin belum lama ini.
Namun, Khayam mengaku lupa berapa banyak investasi baru di sektor industri kimia dasar. Ia hanya mengatakan, salah satu investasi yang bisa menahan laju impor adalah perusahaan patungan antara Ajinomoto dan lautan Luas. Perusahaan yang bernama Lautan Ajinomoto Fine Ingredients (LAFI) akan memproduksi bahan baku kimia sebanyak 3.350 metrik ton per tahun.
Selain bisa menekan volume impor, keuntungan lainnya dari investor baru di industri kimia adalah ekspor produk kimia bisa naik. Tahun lalu, nilai ekspor produk kimia bisa mencapai US$ 6 miliar.
Artinya, pada tahun 2013, perdagangan produk kimia dasar masih defisit US$ 9 miliar. Khayam berharap, defisit perdagangan kimia dasar di tahun ini akan mengecil. "Impor akan ditekan dan ekspor makin kuat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News