kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Isuzu dan Hitachi kuasai pasar ekspor alat berat melalui Terminal IPPC sepanjang 2020


Jumat, 29 Januari 2021 / 08:52 WIB
Isuzu dan Hitachi kuasai pasar ekspor alat berat melalui Terminal IPPC sepanjang 2020
ILUSTRASI. Alat berat bermerek Hitachi di Kawasan Industri Pulogadung


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penanganan bongkar muat Alat Berat di Terminal PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan kenaikan pertumbuhan volume ekspor di Terminal Internasional.

Investor Relation IPCC Reza Priyambada mengatakan dari pertumbuhan tersebut, disumbang oleh adanya kenaikan ekspor dari sub segmen truk/bus.

Secara total, volume ekspor untuk kategori truk/bus sepanjang 2020 tercatat sebanyak 4.458 unit di mana angka ini mengalami kenaikan 108,51% dibandingkan jumlah truk/bus yang ditangani di tahun sebelumnya sebanyak 2.138 unit.

Dari jumlah tersebut, tercatat truk/bus merek Isuzu telah terekspor sebanyak 3.554 unit atau memiliki porsi 79,72% dari total ekspor truk/bus yang melalui Terminal Internasional IPCC.

Adapun total ekspor Isuzu tersebut mengalami kenaikan 2.301,35% dari 148 unit di sepanjang 2019 menjadi 3.554 unit di sepanjang 2020.

Angka ekspor Isuzu tersebut telah menempatkan posisi Isuzu sebagai nomor satu untuk ekspor kategori truk/bus menggantikan posisi Hino yang sebelumnya menguasai pasar ekspor truk/bus.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) membidik pertumbuhan pendapatan 10%

Selanjutnya Hino di sepanjang 2020 mengalami penurunan 57,10% menjadi 780 unit dari 1.818 unit di sepanjang 2019.

Di posisi berikutnya yang mengalami kenaikan ekspor ialah merek Volvo yang naik 47,06% menjadi 25 unit dari 17 unit di sepanjang 2019 dan Caterpillar yang meningkat 20,75% dari 53 unit di 2019 menjadi 64 unit di 2020.

Sementara itu, dari kategori Alat Berat yang biasa digunakan pada industri pertambangan, perkebunan, dan sebagainya tercatat mengalami penurunan tipis ekspor dengan nilai 1.820 unit di sepanjang 2020 dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1.879 unit.

Reza melanjutkan dari total Alat Berat yang diekspor melalui Terminal IPCC tersebut, sebanyak 54,29% dikuasai oleh merek Hitachi. Sepanjang 2020, merek ini telah terekspor sebanyak 988 unit atau naik tipis 5,22% dari 2019 sebanyak 939 unit.

Disusul oleh Alat Berat besutan Sumitomo sebanyak 471 unit di sepanjang 2020 atau meningkat 8,28% dibandingkan 2019 sebanyak 435 unit.

Peningkatan ekspor cukup tinggi diraih oleh Komatsu yang berhasil mengekspor sebanyak 79 unit di 2020 atau naik 25,40% dibandingkan 2019 sebanyak 63 unit.

Selain itu, juga adanya tambahan dari merek Hyundai yang telah mengekspor sebanyak 7 unit di 2020 di mana pada 2019 belum adanya ekspor dari pabrikan Alat Berat asal Korea Selatan tersebut.

Sedangkan dari sisi Impor yang melalui Terminal IPCC, sejumlah merek Alat Berat masih menjadi pemimpin pangsa pasar impor di sepanjang 2020 a.l Toyota (24,95%); Kobelco (23,24%); Caterpillar (12,60%); dan Komatsu (11,73%).

Adapun pertumbuhan dari masing-masing merek tersebut mengalami penurunan jumlah impor. Untuk Alat Berat Toyota mengalami penurunan 30,60% menjadi 685 unit di sepanjang 2020. Kobelco turun 43,69% menjadi 638 unit. Caterpillar turun 1,98% menjadi 346 unit dan Komatsu turun 71,17% menjadi 322 unit.

Pertumbuhan volume penanganan Alat Berat di sepanjang 2020 masih diperoleh dari peningkatan penanganan bongkar muat dari kategori Truk/Bus.

Meski dari kategori Alat Berat yang biasa digunakan untuk industri Pertambangan dan lainnya cenderung lebih rendah di sepanjang 2020 namun, IPCC masih mendapatkan tambahan revenue dari segmen truk/bus.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) lakukan layanan bongkar muat mobil CBU Hyundai

"Kami berharap permintaan akan alat-alat berat dapat kembali meningkat di sepanjang 2021 dengan mengasumsikan kian pulihnya industri pertambangan, perkebunan, kehutanan, hingga konstruksi," katanya dalam siaran pers, Jumat (29/1).

Dengan demikian, sambungnya diharapkan juga volume penanganan bongkar muat terhadap Alat Berat yang memiliki tarif penanganan bongkar muat lebih besar dibandingkan dengan CBU dan spareparts dapat kembali meningkat dan dapat memberikan revenue enhancement dan peningkatan kinerja pada IPCC di sepanjang 2021.

Manajemen berharap, tahun ini dapat menjadi tahun perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan seperti yang diperkirakan Pemerintah dan sejumlah kalangan sehingga dapat meningkatkan permintaan kembali atas Alat Berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×