kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Isuzu dan Hitachi kuasai pasar ekspor alat berat melalui Terminal IPPC sepanjang 2020


Jumat, 29 Januari 2021 / 08:52 WIB
Isuzu dan Hitachi kuasai pasar ekspor alat berat melalui Terminal IPPC sepanjang 2020
ILUSTRASI. Alat berat bermerek Hitachi di Kawasan Industri Pulogadung


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

Disusul oleh Alat Berat besutan Sumitomo sebanyak 471 unit di sepanjang 2020 atau meningkat 8,28% dibandingkan 2019 sebanyak 435 unit.

Peningkatan ekspor cukup tinggi diraih oleh Komatsu yang berhasil mengekspor sebanyak 79 unit di 2020 atau naik 25,40% dibandingkan 2019 sebanyak 63 unit.

Selain itu, juga adanya tambahan dari merek Hyundai yang telah mengekspor sebanyak 7 unit di 2020 di mana pada 2019 belum adanya ekspor dari pabrikan Alat Berat asal Korea Selatan tersebut.

Sedangkan dari sisi Impor yang melalui Terminal IPCC, sejumlah merek Alat Berat masih menjadi pemimpin pangsa pasar impor di sepanjang 2020 a.l Toyota (24,95%); Kobelco (23,24%); Caterpillar (12,60%); dan Komatsu (11,73%).

Adapun pertumbuhan dari masing-masing merek tersebut mengalami penurunan jumlah impor. Untuk Alat Berat Toyota mengalami penurunan 30,60% menjadi 685 unit di sepanjang 2020. Kobelco turun 43,69% menjadi 638 unit. Caterpillar turun 1,98% menjadi 346 unit dan Komatsu turun 71,17% menjadi 322 unit.

Pertumbuhan volume penanganan Alat Berat di sepanjang 2020 masih diperoleh dari peningkatan penanganan bongkar muat dari kategori Truk/Bus.

Meski dari kategori Alat Berat yang biasa digunakan untuk industri Pertambangan dan lainnya cenderung lebih rendah di sepanjang 2020 namun, IPCC masih mendapatkan tambahan revenue dari segmen truk/bus.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) lakukan layanan bongkar muat mobil CBU Hyundai

"Kami berharap permintaan akan alat-alat berat dapat kembali meningkat di sepanjang 2021 dengan mengasumsikan kian pulihnya industri pertambangan, perkebunan, kehutanan, hingga konstruksi," katanya dalam siaran pers, Jumat (29/1).

Dengan demikian, sambungnya diharapkan juga volume penanganan bongkar muat terhadap Alat Berat yang memiliki tarif penanganan bongkar muat lebih besar dibandingkan dengan CBU dan spareparts dapat kembali meningkat dan dapat memberikan revenue enhancement dan peningkatan kinerja pada IPCC di sepanjang 2021.

Manajemen berharap, tahun ini dapat menjadi tahun perbaikan dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan seperti yang diperkirakan Pemerintah dan sejumlah kalangan sehingga dapat meningkatkan permintaan kembali atas Alat Berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×