kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,72   2,08   0.22%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Itama Ranoraya (IRRA) Dapat Fasilitas Kredit Rp 450 miliar dari Bank Danamon


Kamis, 20 Oktober 2022 / 14:11 WIB
Itama Ranoraya (IRRA) Dapat Fasilitas Kredit Rp 450 miliar dari Bank Danamon
ILUSTRASI. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) menandatangani kesepakatan pemberian fasilitas kredit Rp 450 miliar dengan Bank Danamon


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) menandatangani kesepakatan pemberian fasilitas kredit sebesar Rp 450 miliar dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

Penandatanganan pemberian fasilitas kredit dilakukan Direktur Utama PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Heru Firdausi Syarif dengan Business Head Enterprise Banking Bank Danamon Region Jawa Barat Flint Indrawan Kamil di Jakarta, awal Oktober lalu.

Heru menjelaskan, fasilitas kredit yang diberikan Bank Danamon tersebut meliputi kredit modal kerja sebesar Rp 300 miliar dan sisanya berupa fasilitas bank garansi. Bertindak sebagai penjamin PT Global Dinamika Kencana, selaku pemegang saham terbesar di IRRA.

“Dengan dukungan Bank Danamon, IRRA dapat terus berkembang maju untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat  Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (20/10).

Baca Juga: Perluas Pemasaran Produk Alat Kesehatan, IRRA Jalin Kerja Sama dengan Medtronic

Heru menyebutkan, dana yang didapatkan tersebut rencananya akan digunakan untuk perluasan pasar, pengembangan produk dan pengembangan SDM.

Menurutnya, peluang pasar produk alat kesehatan (alkes) di Indonesia masih menjanjikan. Hal itu seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas kesehatan dan bertambahnya jumlah fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada tahun 2021, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 3.112  unit dan puskesmas sebanyak 10.260 unit. Jumlah itu belum ditambah dengan ribuan klinik yang berada di seluruh pelosok negeri.

Sementara pertumbuhan jumlah rumah sakit 2021  mencapai 5,17% dibandingkan tahun 2020 (year on year/YoY)). Pertumbuhan juga diperkirakan masih berlanjut di tahun 2022 ini dan berimbas pada permintaan alat kesehatan.

Hingga Juli 2022, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan, jenis produk alat kesehatan dari luar negeri yang beredar di Indonesia mencapai 154.041 atau sekitar 87,3 %. Sementara jenis alkes dari produk lokal yang beredar hanya mencapai 22.422 atau 12,7 %.

Sementara itu, nilai pasar alat kesehatan di Indonesia telah tumbuh dari sekitar Rp 65 triliun di tahun 2016 hingga menjadi Rp 85 triliun di tahun 2020, dan melonjak lagi menjadi sekitar Rp 94 triliun pada tahun 2021.

Melihat trennya, IRRA optimis pertumbuhan itu akan terus berlanjut di tahun 2022 ini. Pertumbuhan yang terjadi pada sektor alat kesehatan menjadi pendorong bagi perseroan untuk meningkatkan penjualan produknya.

“Terkait dengan pengucuran kredit dari Bank Danamon, lanjut Heru, pihaknya akan memanfaatkannya untuk pengembangan bisnis. Baik perluasan pasar maupun pengembangan produk,” kata Heru.

IRRA juga akan menambah item-item produk consumer health IRRA, terutama akan difokuskan pada produk-produk surgical, imaging dan diagnostic yang diperuntukkan bagi pasar rumah sakit. Untuk keperluan tersebut, Itama menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan alat kesehatan terkemuka.

Terbaru adalah kesepakatan kerjasama dengan  PT Medtronic Indonesia, produsen peralatan medis berteknologi terkemuka yang beroperasi di lebih dari 150 negara lintas dunia.

Kerjasama itu mencakup pemasaran dan promosi produk milik Medtronic oleh Itama Ranoraya di pasar  wilayah Indonesia. Produk yang dipasarkan berupa  mesin diatermi generasi terbaru yang penggunaannya mencakup seluruh spesialisasi bedah seperti bedah ginekologi, bedah digestive (saluran cerna), bariatric (obesitas), bedah umum, bedah urologi, bedah THT, dan bedah jantung.

Sementara rencana perluasan pasar akan diarahkan ke segmen non instansi seperti rumah sakit-rumah sakit swasta dan ritel.

Baca Juga: Masih Prospektif Pasca Pandemi, Saham Emiten Kesehatan Berikut ini Menarik Dilirik

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×