Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mulai mengembangkan lini bisnis anyar setelah menyepakati beberapa kemitraan bisnis dengan investor strategis.
Perusahaan pelat merah ini bakal masuk ke bisnis sebagai pengelola destinasi wisata bagi pihak lain atau destination management organization (DMO). Ini setelah ITDC menyepakati dua kesepakatan bisnis di sela-sela perhelatan tahunan IMF dan Bank Dunia yang berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Pertama adalah kesepakatan awal alias head of agreement dengan PT Wijaya Karya dan Menjangan Group. Di proyek ini, ITDC bakal mengelola kawasan wisata terpadu di atas lahan seluas 100 hektare milik Menjangan Group di Bali Utara. Nilai kesepakatan bisnis di proyek dekat dengan Pulau Menjangan tersebut senilai US$ 198 juta.
Rencananya, PT Wijaya Karya bakal menggarap ragam proyek wisata di sana. Seperti hotel, vila dan ritel vila, hutan bakau, marina hingga terminal kapal pesiar.
Kedua, kerjasama ITDC dengan Amorsk Indonesia di proyek sejenis yang juga berada di Bali Utara. Di atas lahan seluas 20 hektare milik Amorsk, bakal dibangun resor bintang empat dan enam dengan nilai investasi sebesar US$ 310 juta.
Abdulbar M Mansoer, Direktur Utama ITDC menargetkan kedua proyek tersebut bisa beroperasi pada 2022 nanti. "Kerjasama ini akan menambah portofolio pengembangan destinasi pariwisa yang kami kelola," katanya, Kamis (11/10).
Adapun kerjasama ketiga yang didapat ITDC adalah untuk pengembangan lebih lanjut dari proyek kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika. Di saat bersamaan, ITDC mendapat pembiayaan pengembangan Mandalika dari Asian Infrastructure Invesment Bank (AIIB) senilai US$ 248,4 juta yang setara Rp 3,6 triliun.
Lantaran masih tahap negosiasi awal, ITDC masih belum bisa menyebut jangka waktu pinjaman tersebut yang masih proses finalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News