kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ITMG proyeksikan produksi batubara di 2020 lebih rendah dari tahun lalu


Selasa, 28 Januari 2020 / 18:46 WIB
ITMG proyeksikan produksi batubara di 2020 lebih rendah dari tahun lalu
ILUSTRASI. pertambangan batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Foto Dok ITMG


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memproyeksikan produksi batubara pada tahun ini tidak akan lebih tinggi dari produksi di tahun 2019 lalu. Direktur Hubungan Investor ITMG Yulius Gozali menuturkan, penurunan produksi ini disebabkan masih banyaknya pasokan yang ada di pasar.

"Target produksi tahun 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2019 seiring dengan banyaknya supply di pasar. Untuk target produksinya masih dalam tahap finalisasi," terang Yulius kepada Kontan.co.id, Selasa (28/1).

Baca Juga: Restrukturisasi utang butuh waktu, simak rekomendasi analis untuk saham KRAS

Asal tahu saja, pada 2019 emiten bersandi ITMG ini membidik produksi produksi sebanyak 23,6 juta ton batubara dengan penjualan 26,5 juta ton.

Lebih jauh Yulius melanjutkan, hingga tutup tahun 2019, serapan belanja modal (capital expenditure/capex) dipastikan belum terserap sepenuhnya. Sayangnya ia masih belum bisa merinci soal jumlah serapan tersebut.

Kontan.co.id mencatat, tahun ini ITMG menganggarkan belanja modal sebesar US$ 121,9 juta. Per 30 September 2019, belanja modal yang telah terserap sebanyak US$ 32,5 juta.

Yang terang, sepanjang 2019 belanja modal telah dialokasikan pada sejumlah proyek seperti perluasan pelabuhan, perawatan peralatan dan perlengkapan mesin.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) akan produksi 30,95 juta ton batubara tahun ini

Sejalan dengan target produksi yang lebih rendah dari tahun sebelumnya, Yulius menjelaskan anggaran belanja modal di 2020 juga akan lebih rendah dari tahun sebelumnya.

"Anggaran belanja modal untuk tahun 2020 akan lebih kecil dibandingkan tahun 2019 sejalan dengan efisiensi biaya yang dijalankan oleh perusahaan," ujar Yulius. Sayangnya, Yulius masih belum mau mengemukakan besaran belanja modal yang dianggarkan.

Yulius menambahkan, belanja modal di 2020 akan dialokasikan untuk peralatan dan perlengkapan mesin.

Melansir laporan keuangan pada kuartal III 2019, pendapatan ITMG turun 7,8% menjadi US$ 1,3 miliar. Alhasil, laba ITMG ikut tergerus 49,23% menjadi US$ 101,22 juta.

Yulius mengatakan, harga batubara dunia akan bergantung pada posisi pasokan dan permintaan global. Pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat saat ini sebagai akibat perang dagang akan mempengaruhi pertumbuhan permintaan batubara.

Sementara itu, kebijakan impor batubara oleh Pemerintah China juga merupakan faktor penentu harga batubara global. “Mengingat negara ini adalah produsen sekaligus konsumen batubara terbesar di dunia,” imbuhnya.

Baca Juga: Indika Mengejar Produksi Batubara di 2020 Sebanyak 30,95 juta ton

Jika ditelusuri, penjualan batubara ITMG per kuartal tiga kemarin didominasi ekspor ke Asia Tenggara non-Indonesia, India, dan Pakistan senilai US$ 530,94 juta. Kemudian diikuti oleh Taiwan, China, Hong Kong, Korea sebesar US$ 328,95 juta.

Yulius mengaku, permintaan ekspor masih tergolong stabil meski terjadi penurunan harga batubara. Sebab, kebanyakan pelanggan ITMG merupakan pelanggan premium yang cocok dengan jenis batubara produksi perusahaan.

ITMG juga berusaha mempertahankan pangsa pasar ekspor yang sudah ada sembari terus menjajaki potensi pasar baru di negara-negara berkembang seperti Vietnam, Bangladesh, dan Myanmar.

Sementara itu, Yulius tidak menjelaskan secara rinci capaian produksi batubara ITMG khusus untuk domestic market obligation (DMO) sampai saat ini. Namun, ia bilang pihaknya memasarkan 15% dari volume penjualan batubara secara keseluruhan untuk pasar domestik di tahun ini.

Baca Juga: Turun 22,73% year to date, simak rekomendasi analis untuk saham BUMI

Sedangkan untuk sisanya, perusahaan akan melakukan transfer kuota demi memenuhi kewajiban DMO batubara. “Sebagian besar batubara kami berkalori tinggi sehingga tidak cocok bagi pasar dalam negeri,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×