Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) akan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) emas di dua lokasi tambang miliknya di Sulawesi. Saat ini lokasi tambang tersebut dalam tahap pengembangan.
Direktur J Resources Wiliam Surnata mengungkapkan, pihaknya setiap tahun mesti memiliki rencana mengembangkan dua lokasi tambang untuk kemudian dibangun smelter. Untuk tahun depan,
J Resources akan membangun dua smelter di tambang Doup dan Pani di Sulawesi. "Nanti pada 2016, kami akan develop. Kami punya rencana tetapi tergantung dengan kondisi di luar juga, baik kondisi ekonomi internasional maupun nasional. Yang penting kami sudah planning," ungkap Wiliam, Senin (16/11).
Untuk smelter yang akan dikembangkan 2016, menurut Wiliam, akan mulai berproduksi di Januari 2017. Bila dilihat dari kinerja tahun-tahun lalu, PSAB memiliki track record yang bagus. Di tahun 2013, PSAB menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mengembangkan dua smelter emas sekaligus, yakni di Seruyung, Kalimantan Utara dan Bakan, Sulawesi Utara.
Dia mengungkapkan, dua smelter yang bakal dibangun perusahaannya memiliki kapasitas produksi sebesar 50.000 ounce (oz) per tahun alias satu smelter berkapasitas 25.000 oz dengan investasi totalnya sebesar US$ 50 juta. "Kalau yang di Seruyung dan Bakan kapasitasnya bisa mencapai 100.000 oz per tahun dengan nilai investasi sebesar US$ 100 juta," paparnya.
Sebagai informasi. satu ounce emas sama dengan 31,1 gram emas. Wiliam menyatakan, dengan adanya rencana tersebut, pihaknya pada tahun depan akan menyiapkan belanja modal sebesar US$ 50 juta. Dana ini berasal dari pinjaman bank dan dana internal. "Besaran belanja tahun depan lebih besar dibandingkan dengan tahun ini, yang hanya US$ 30 juta," ungkap dia.
Wiliam juga menyatakan, selama ini bisnis perusahaannya memang untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Dengan melakukan ekspor, perusahaan bisa menghasilkan devisa bagi negara. "Seluruh aktivitas ekspor PSAB akan masuk 100% ke Indonesia. Hasil penjualan, semua bisa masuk ke Indonesia," katanya.
Namun demikian, hingga akhir tahun ini, manajemen PSAB memprediksi, pendapatan perusahaan ini turun dari tahun lalu yang mencapai US$ 280,17 juta. Pasalnya, menurut Wiliam, harga jual emas juga turun. "Revenue berkurang pasti berkaitan dengan harga jual. Sedangkan harga jual harus mengikuti harga emas. Saya, kan, tidak bisa memprediksi harga emas. Yang bisa saya kontrol itu harga dan jumlah produksi emas dari PSAB," kata dia.
PSAB menargetkan produksi emas hingga akhir tahun ini berkisar 237.500 oz.
Hingga kuartal III-2015, kinerja PSAB masih terbilang baik. Ini terlihat dari laba bersih yang mencapai US$ 29,07 juta atau naik 139,62% dibandingkan dengan laba bersih pada periode sama tahun lalu, yang hanya US$ 12,14 juta. Pendapatan pun meningkat, dari US$ 202,45 juta menjadi US$ 230,23 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News