Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. merupakan salah satu perseroan yang telah malang melintang selama tiga dekade dalam industri kemaritiman Indonesia. Pada tahun 2022, emiten berkode saham HITS ini melakukan restrukturisasi salah satu anak usahanya yaitu PT Misi Hutama Internasional menjadi PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI).
Distribusi dan infrastruktur LNG merupakan inti bisnis HUMI, sedangkan lini bisnis utama lainnya mencakup transportasi minyak, transportasi kimia, layanan aktivitas pelabuhan seperti pandu dan tunda kapal, penyediaan awak kapal, serta pendidikan maritim. Keseluruhan lini bisnis tersebut menempatkan HUMI sebagai entitas usaha industri kemaritiman yang berkontribusi penting mendukung tujuan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
HUMI yang telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2016 ini memiliki visi menjadi Perusahaan Indonesia yang terkemuka di bidang distribusi dan infrastruktur energi, serta menjadi bagian yang utama dalam menjalankan operasional ekosistem kepelabuhan dan kemaritiman.
“Adapun misi kami adalah menjalankan usaha distribusi dan infrastruktur energi serta ekosistem kepelabuhan secara terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, memastikan layanan andal kepada pelanggan, menjalankan standar keselamatan dan kesehatan yang berstandar internasional, lingkungan dan sosial yang memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan secara berkelanjutan,” papar Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat.
Keunggulan kompetitif
Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade, HUMI memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan penyedia layanan serupa. Rekam jejak pengalaman ini di antaranya terbukti dari reputasi HUMI sebagai pencetak SDM awak kapal yang mempunyai keahlian, keterampilan, berpengalaman, dan tersertifikasi, melalui salah satu anak usahanya PT MCS Internasional (MCSI).
Melalui anak usaha lainnya, PT ETSI Hutama Maritim (ETSI), HUMI menjalankan pusat pendidikan awak kapal di Humpuss Trilogi Maritime Training Centre (HTMTC), bekerja sama dengan Universitas Trilogi. HTMTC telah mendapatkan pengakuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) untuk melaksanakan pelatihan keterampilan dan keahlian awak kapal.
“Training centre kami mempunyai instruktur praktisi yang memiliki pengalaman. Jadi yang diberikan oleh instruktur kami kepada peserta pelatihan tidak hanya pengetahuan, tapi juga pengalaman. Ini yang tidak bisa diberikan oleh instruktur yang tidak up to date dan tidak mempunyai pengalaman lebih,” jelas Direktur HUMI Dedi Hudayana.
Selain berkomitmen menghasilkan awak kapal berkualitas, HUMI sangat menyadari bahwa aspek Quality, Security, Safety, Health & Environmental (QS-SHE) dalam kegiatan operasionalnya menjadi faktor yang harus selalu diutamakan.
“Dalam hal menjaga aspek safety, kami melakukan perawatan terhadap armada-armada kami dengan melakukan planned maintenance system dan setiap 2,5 tahun kapal-kapal kami wajib melakukan docking dengan tujuan memperbarui kembali instrumen-instrumen,” imbuh Dedi.
Target pertumbuhan
Dengan standar yang ketat dalam menjalankan QS-SHE, HUMI berhasil melaksanakan kegiatan operasional di laut tanpa tumpahan minyak (zero spill) dan menghasilkan catatan kecelakaan kerja yang minimal. Berkat kualitas layanan yang prima dan rekam jejak yang baik, HUMI pun dapat menjaga kepercayaan pelanggan. Hal ini ditunjukkan antara lain melalui kerja sama PT Humolco LNG Indonesia (HLI), salah satu anak usaha HUMI, dengan Mitsui OSK Lines (MOL) yang telah berlangsung selama 30 tahun hingga saat ini. Sebagai informasi, MOL yang berbasis di Jepang merupakan salah satu perusahaan perkapalan terbesar di dunia.
Oleh karena itu, HUMI meyakini dapat melampaui tantangan mendatang di industri kemaritiman, khususnya tren penurunan konsumsi BBM (bahan bakar minyak) sektor industri domestik sebagai dampak dari kebijakan transisi energi yang dicanangkan pemerintah untuk mencapai nol emisi pada 2060.
“Dengan target operational excellence maka utilisasi kapal dapat dioptimalisasikan hingga mencapai 90% setiap tahunnya. Ini memberikan nilai positif terhadap kepercayaan pelanggan sehingga adanya peluang untuk dapat menambah armada-armada baru dengan kapasitas yang lebih besar pada segmen oil tanker angkutan Avtur, LPG maupun terhadap rencana pengembangan energi baru terbarukan serta konversi energi yang direncanakan di masa yang akan datang,” papar Dedi.
Di sisi lain, program energi hijau dari pemerintah juga mendatangkan peluang bagi HUMI. Indonesia telah menetapkan program biodiesel wajib dengan kandungan minyak sawit. Implementasi program ini ikut meningkatkan distribusi methanol melalui HUMI. Seiring dengan pertumbuhan di sektor energi baru terbarukan, Perusahaan optimis dapat terus meningkatkan pendapatan dan laba bersih.
“Target perusahaan kami ke depannya yaitu pertumbuhan bisnis sebesar 20% setiap tahun. Untuk mencapai target tersebut kami menerapkan strategi peningkatan aset, pendapatan dan profit di setiap segmen usaha operasional. Dengan seluruh strategi tersebut kami berharap dapat mencapai visi perusahaan dan turut berperan dalam mewujudkan upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” pungkas Tirta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













