Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Mengenai potensi terganggunya sejumlah pembangkit ini, Djoko memastikan bahwa hal itu tidak akan mengganggu pasokan listrik PLN maupun jumlah cadangan daya alias reserve margin kelistrikan nasional.
Menurutnya, reserve margin listrik sudah berada di angka 30% ke atas sehingga aman untuk menjamin keandalan pasokan listrik. Selain itu, dampak dari Corona ini ikut membuat ekonomi dan industri lesu. Alhasil, kebutuhan energi, terutama listrik juga diproyeksikan akan stagnan atau menurun.
Baca Juga: Wabah virus corona berpotensi ganggu jadwal proyek pembangkit listrik
Artinya, kata Djoko, sekali pun ada sejumlah pembangkit yang meleset dari target, hal itu tidak akan mengganggu neraca daya listrik. "Jadi jangan hanya melihat pembangkit saja. Beban dan supply-demand nya juga bagaimana? kan menyeimbangkan itu. Reserve margin kita juga terjaga, jadi no problem," terangnya.
Adapun, merujuk pada data dari Kementerian ESDM, dari megaproyek 35.000 MW, pada tahun ini ditargetkan akan ada tambahan sebanyak 8.722 MW. Jumlah itu terdiri dari 8.171 MW pembangkit yang berasal dari energi fosil dan 551 MW sisanya berasal dari energi terbarukan.
Dari program 35.000 MW itu, sekitar 33.800 MW atau 96% telah dieksekusi baik yang sudah beroperasi maupun konstruksi. Sementara sekitar 1.600 MW atau 4% sisanya masih dalam tahap perencanaan dan pengadaan. Pemerintah mengklaim, penyelesaian megaproyek 35.000 MW ini disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan listrik.
Baca Juga: Pertumbuhan listrik loyo, BUMN diminta pakai listrik dari PLN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News