Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli, Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menilai kenaikan harga sejumlah bahan pangan pokok menjelang Ramadan pekan ini masih wajar. Tapi, agar tidak terjadi kenaikan harga yang lebih tinggi lagi, pemerintah mengaku telah menyiapkan pasokan yang cukup sampai lebaran usai.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah menjamin pasokan dan harga pangan jelang puasa tidak akan bermasalah. Menurutnya ketersediaan pangan, seperti daging ayam dan telur yang kini harganya mendaki, masih dinilai normal. Sedangkan untuk komoditas lain seperti beras dan daging sapi, Darmin mengklaim, bakal mengalami penurunan harga.
"Kita yakin sampai puasa dan Idul Fitri, harga akan tetap, kalau beras malah akan turun tidak banyak 1%-2%. Begitu juga dengan harga daging karena kita sedang jalankan impornya dengan metode yang membuat harga turun," ujar Darmin, Rabu (9/5).
Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan, hingga Selasa (8/5) jumlah stok beras Bulog mencapai sebesar 1,14 juta ton. Beras tersebut terbagi atas cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 1,04 juta ton dan beras komersial sebesar 100.000 ton.
Dari jumlah itu, biasanya dikeluarkan untuk bantuan sosial (bansos) sebesar 100.000 ton–150.000 ton per bulan, sementara untuk operasi pasar sekitar 100.000 ton–150.000 ton sebulan. "Jadi rata-rata sebanyak 200.000 ton–300.000 ton yang kami keluarkan per bulan lewat bansos dan operasi pasar. Kalau Lebaran bisanya kenaikannya 20%," ujar Andrianto.
Direktur Komersil Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh juga mengklaim, stok pangan lainnya yang dijual Bulog juga masih aman. Jumlah daging beku Bulog sejak Januari- April sudah distribusikan lebih dari 20.000 ton dan saat ini stok kurang lebih 4.500 ton. "Sampai Juni 2018 jelang Idul Fitri masih akan masuk kurang lebih 12.000-15.000 ton daging beku,"ujarnya kepada KONTAN, Kamis (10/5).
Sedangkan stok gula di gudang Bulog saat ini lebih dari 150.000 ton. Sementara stok minyak goreng stoknya lebih dari 5,5 juta liter dan tepung terigu lebih dari 900 ton. "Semua komoditi Bulog itu dijual dengan brand "Kita". Semisal Gula Manis Kita, Tepung Terigu Kita, Minyak Goreng Kita, Daging Kita," ujarnya.
Ia optimis stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan saat memasuki bulan Ramadan nanti.
Operasi pasar
Untuk menjaga harga pangan tidak bergejolak, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Karyawan Gunarso mengatakan, pihaknya siap meningkatkan jumlah operasi pasar (OP). Ia mengaku Bulog telah rutin melakukan OP beras di sejumlah pasar tradiosional. Dia bilang, jumlah beras yang digelontorkan untuk OP sekitar 300.000 ton
"Kita akan terus melakukan operasi pasar. Tidak ada batasan jumlah. Sebanyak-banyaknya stok ini akan disampaikan ke masyarakat untuk menjaga harga menjelang lebaran," ujar pria yang akrap dipanggil Wawan tersebut.
Menurut Wawan, ada tiga saluran untuk stabilisasi harga pangan yang akan ditempuh oleh Bulog. Pertama melalui petugas dari tim Bulog dan jaringannya. Kedua, bersinergi dengan BUMN. Ketiga melalui mitra Bulog.
Dia bilang, operasi pasar yang dilakukan Bulog digelontorkan khususnya di pasar-pasar tradisional yang masuk dalam pantauan Badan Pusat Statistik (BPS). "Sekarang prioritas penguatannya adalah jaringan Bulog dan BUMN. Mitra tetap ada, namun sekarang penguatan di sinergi BUMN sehingga memperbaiki sistem untuk mempermudah pengawasan dan kontrol," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News