Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - MANADO. Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Manado-Bitung terus dipercepat pembangunannya. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut pembebasan lahan dan pembiayaan sudah tak jadi soal.
"Oleh karenanya sekarang memang harus dipercepat pembngunannya karena sudah tak ada masalah lahan dan pembiayaan," kata Basuki saat meninjau pembangunan Tol Manado-Bitung, Selasa (14/11) di Manado.
Dari data yang didapat Kontan.co.id, soal pembebasan lahan di jalan tol sepanjang 39 km ini, Seksi I, Segmen I A Ring Road Manado-Sukur lahannya sudah terbebas 90%. Sementara di Seksi I Segmen I B Sukur-Airmadidi rata-rata lahan tebebaskan mencapai 52%.
Sedangkan di Seksi II Segmen II A Airmadidi-Danowudu lahan terbebas mencapai 85%, dan di Segmen II B Danowudu-Bitung sebesar 32%.
Seksi I sendiri akan miliki panjang total 14 km, dan seksi 2 sepanjang 25 km. Sedangkan soal pembiayaan Seksi I A akan didanai pinjaman Cina Rp 1,24 triliun, seksi II A APBN multitahun Rp 1,7 triliun. Dan seksi II dimana digarap oleh PT Jasamarga Manado Bitung yang saham mayoritas nya dimiliki PT Jasamarha (Persero) dengan total nilai investasi Rp 5,1 triliun.
Direktur Utama Jasamarga Desy Arryani menyebut, PT Jasamarga Manado Bitung sendiri baru memulai konstruksi pada Seksi II Segmen II B.
"Konstruksi seksi II, segmen IIA kan sudah bagus, konstruksinya sudah 31% tanah 85%. tapi Segmen II B belum bisa, karena baru mulai land clearing, tanahnya masih 30%," kata Desy kepada KONTAN sesuai peninjauan.
Menteri Basuki sendiri bilang konstruksi Tol Manado-Bitung tak akan sulit lantaran kontur tanah yang berpasir sehingga mudah dikeruk.
"Dibandingkan Bawean-Salatiga, Tol Manado-Bitung sangat mudah karena pasir semua, tambah orang, tambah alat, tambah jam kerja," sambung Basuki.
Kontraktor China lambat
Meski disebut mudah oleh Basuki, nyatanya konstruksi oleh kontraktor China Sina Road and Bridge Co. ltd yang menggarap seksi I, Segmen I A maaih terkendala.
Kontraktor asal negeri Tirai Bambu tersebut harusnya saat ini telah rampungkan target konstruksi sebesar 24,83%. Namun, realisasinya cuma 13,47% alias terjadi deviasi 11,36%.
"Mereka (Sina Road and Bridge) bilang sub-kontraktor yang lama. Jadi mereka ini kan pakai sub-kontraktor lagi, ternyata lambat," kata Basuki.
Jika masih miliki performa yang tak baik, Basuki tak ragu untuk memutuskan kontrak dengan Sina Road and Bridge.
Sementara itu, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiade Moerwanto juga menambahkan Kementerian PUPR akan terus melakukan evaluasi kinerja kepada Sina Road and Bridge.
Kata Arie evalusinya nanti akan berdasar dari perencanaan ulang yang dilakukan oleh kontraktor asal negara tirai bambu tersebut.
"Sampai desember dia sudah buat rencana baru, untuk menurunkan deviasi sampai 4%. Ya memang sulit tapi memang harus dikejar," katanya kepada KONTAN dalam kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News