Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina melakukan serah terima data studi G&G Regional di Area Sumatera Tengah, Kalimantan Timur, Jawa-Bali, Sulawesi, dan Papua-Maluku pada Rabu (18/11).
Plt. Kepala Pusat Survei Geologi, Antonius Ratdomopurbo menjelaskan penyerahan data Studi G&G Regional ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang di Wilayah Terbuka.
Antonius mengungkapkan, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi terus melakukan kegiatan survei umum hulu migas di cekungan-cekungan sedimen Indonesia, termasuk didalamnya kegiatan studi G&G regional Indonesia.
"Peta Cekungan Sedimen Indonesia 128 yang telah diperbarui dan diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2020 diharapkan menjadi dasar untuk penelitian dan studi G&G oleh seluruh stakeholder industri migas di Indonesia kedepannya," kata Antonius dikutip dari situs Kementerian ESDM, Kamis (19/11).
Baca Juga: Dorong EBT, Pertamina dan Pegadaian fasilitasi pengolahan sampah jadi sumber energi
Disisi lain, Pertamina kini tengah melaksanakan Studi G&G Regional di Area Sumatera Tengah, Kalimantan Timur, Jawa-Bali, Sulawesi, dan Papua-Maluku dalam rangka pelaksanaan Pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang di Wilayah Terbuka.
Adapun PT. Pertamina (Persero) memerlukan data-data terkait studi G&G regional di area Sumatera Tengah, Kalimantan Timur, Jawa-Bali, Sulawesi, dan Papua-Maluku yang telah dilakukan oleh Pusat Survei Geologi, Badan Geologi. Data-data tersebut meliputi, Data Geologi (Data Lapangan), Data Geokimia dan Rembesan Mikro, Data Geofisika Seismik dan Non-Seismik dan Laporan Evaluasi/Pekerjaan.
Antonius menerangkan dengan adanya kerjasama antara PT. Pertamina (Persero) dan Pusat Survei Geologi dalam rangka pelaksanaan Pemenuhan Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang di Wilayah Terbuka ini diharapkan dapat membuka wawasan dan penambahan data migas yang lebih banyak di Indonesia.
"Sehingga mendorong para investor untuk dapat menanamkan modalnya di industri migas Indonesia," pungkas Antonius.
Selanjutnya: Proyek listrik yang tersendat harus diselesaikan untuk dorong energi terbarukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News