Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan transportasi PT Blue Bird Tbk berupaya melakukan serangkaian kerjasama dengan pihak lain untuk melengkapi layanannya. Aneka kerjasama ini akan mereka satukan dalam fitur layanan My Blue Bird Apps.
Adrianto Djokosoetono, Direktur PT Blue Bird Tbk mengatakan, saat ini, perusahaan sudah memiliki kerjasama dengan beberapa pihak. Selain itu, emiten transportasi berkode saham BIRD di Bursa Efek Indonesia ini sejak dua tahun terakhir sudah mulai merambah bisnis pariwisata.
Dia mencontohkan kerjasama Blue Bird dengan Traveloka. "Tujuannya supaya wisatawan mancanegara bisa langsung mendapat layanan taksi di kota-kota tujuan wisata di Indonesia," kata Adrianto, Senin (26/3).
Tidak hanya sinergi dengan Traveloka, Blue Bird menjalin kemitraan dengan perusahaan transportasi berbasis aplikasi yakni Gocar. Menurut Adrianto, kerjasama tersebut untuk memudahkan BIRD bisa melihat persepsi perubahan perilaku konsumen ke depan.
Amelia Nasution, Marketing Director BIRD menambahkan, kerjasama ini merupakan bagian dari inovasi Blue Bird. Sebelumnya Blue Bird menggandeng Pegipegi.com, BNI, dan Adira Insurance untuk mencari destinasi wisata anti mainstream. "Dengan inovasi dan parnership itu kami ingin melayani pelanggan dengan baik," kata dia.
Dua tahun terakhir, Blue Bird mengembangkan segmen bisnis pariwisata. Alhasil, program Big Bird Jalan-Jalan jadi satu andalan perusahaan ini untuk menyasar segmen pasar di luar pengguna taksi.
Amelia mengklaim, program tersebut relatif diminati masyarakat. Saat ini, BIRD memiliki lebih dari 2.000 unit bus untuk memenuhi permintaan di sektor pariwisata.
Blue Bird menawarkan paket wisata ke beberapa daerah antara lain Jakarta, Bandung, Cirebon hingga Yogyakarta.
Kendati kontribusinya masih kecil, namun segmen ini terus berkembang walau tidak sebesar taksi yang masih menjadi kontributor utama. "Perkembangan masih ada. Demand juga cukup bagus," ungkapnya.
Selain itu, utilisasi bus milik BIRD digunakan untuk shuttle airport melalui JA Connexion dan JET, yang melayani lima rute dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta. Yang jelas, segmen bus masih memiliki peluang bertumbuh cukup baik di masa mendatang.
Mengenai peremajaan armada, manajemen mengalokasikan belanja modal tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, yakni sekitar Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun.
Sandy Permadi, Direktur Keuangan BIRD menambahkan, besaran alokasi belanja modal akan fleksibel tergantung dinamika pasar, karena berkaitan dengan armada yang ada. "Peremajaan dan penggantian menjadi fokus selain utilisasi armada yang ada. Kalau memang kebutuhannya besar maka pendanaan akan menyesuaikan permintaan," terangnya.
Tahun ini, Blue Bird akan mengganti 1.200 unit armada baru dengan MPV Avanza Transmover. Adrianto berujar, pihaknya juga tidak hanya dengan Toyota melakukan penjajakan, melainkan dengan Daihatsu bahkan Wuling, pabrikan mobil asal China.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News