Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) mengejar pertumbuhan kinerja minimal 5% di sepanjang tahun 2025. Untuk mencapainya, IPCM menjalankan sejumlah strategi di paruh kedua ini.
Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Shanti Puruhita menyatakan IPCM akan melanjutkan strategi ekspansi melalui pengembangan bisnis, baik secara organik maupun anorganik.
Salah satu pengembangan yang dijalankan yakni perluasan pasar baru dengan menambah wilayah operasional ke daerah Laiwui, Halmahera Selatan, dan Maluku Utara,
“Kami memperkuat kerja sama strategis penyediaan kapal tunda di Pelabuhan Tarakan, Kalimantan Utara,” ungkap Shanti, kepada Kontan.co.id, pekan ini.
Baca Juga: Pendapatan Jasa Armada Indonesia (IPCM) Naik 19,25% pada Semester I-2025
Sebagai penunjang agenda ekspansi di tahun ini, IPCM juga sedang melakukan pembangunan dua unit kapal tunda baru untuk memperkuat armada dan layanan. IPCM menargetkan pengerjaan dua kapal tunda baru ini akan rampung dalam kurun waktu dua tahun.
Adapun, pihaknya menggelontorkan investasi sebesar Rp 148,8 miliar untuk penambahan dua unit armada tersebut.
Sekedar informasi, saat ini IPCM mengoperasikan 96 Armada, dengan rincian 61 Tug Boat, 30 Pilot Boat, dan 5 Mooring Boat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8 unit armada merupakan hasil investasi dari penawaran saham perdana (IPO), yaitu 3 kapal pandu dan 5 tugboat.
IPCM terpantau membukukan kinerja positif di semester I-2025. Pendapatan IPCM naik 19,24% secara tahunan dari Rp 598,75 miliar menjadi Rp 714 miliar pada semester I-2025.
Pada periode yang sama, laba tahun berjalan IPCM tumbuh 15,01% (yoy) dari Rp 78,27 miliar menjadi Rp 90,02 miliar.
Menurut Shanti, kontribusi pendapatan terbesar diperoleh dari jasa penundaan kapal sebesar Rp639,27 miliar atau 89,53% dari total pendapatan, sedangkan kontribusi jasa pemanduan kapal sebesar 7,17% atau Rp51,18 miliar.
Secara segmental, porsi pendapatan segmen Non-Pelindo naik, mencapai 40% dari yang hanya 35% tahun lalu.
Manajemen IPCM juga cukup optimis dengan prospek industri di paruh kedua ini. Hal itu sejalan dengan pertumbuhan petikemas yang selaras dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6% yoy.
Capaian tersebut disebabkan peningkatan aktivitas ekspor-impor barang konsumsi dan industri. Pertumbuhan arus peti kemas tersebut juga sejalan dengan aktivitas sektor pelayaran internasional yang kembali menggeliat.
“Terutama pada rute-rute perdagangan strategis, seperti Indonesia–China, yang mulai tahun 2025 ini terdapat setidaknya tiga rute baru, yang dioperasikan oleh perusahaan pelayaran SITC, Haiyetong, dan Pacific International Lines,” jelasnya.
Selanjutnya: Kapten Timnas Garuda Berlaga, Prediksi dan Jadwal Sassuolo vs Lazio
Menarik Dibaca: Ini 10 Provinsi dengan UMR Terendah di Indonesia & Strategi Pintar Mengatur Gaji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News