Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) mengaku hingga Februari 2020, belum terlihat dampak secara signifikan dari melambatnya perdagangan dunia, kondisi ekonomi yang menurun dan juga dampak dari Covid-19 terhadap lalu lintas kapal di pelabuhannya.
"Namun kami perkirakan dengan adanya pandemic Corvid-19 akan berdampak pada penurunan produksi arus kapal di pelabuhan umum saja setelah beberapa bulan ke depan," ujar Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Chiefy Adi K kepada kontan.co.id, Selasa (17/3).
Baca Juga: Ini Jurus Satria Antaran Prima Membesar Segmen Pelanggan E-Commerce
Chiefy juga menjelaskan, IPCM secara simultan disamping menjaga aspek keselamatan dan kesehatan petugas lapangan, khususnya crew kapal Tunda dan pekerja pendukungnya, juga telah melakukan langkah-langkah antisipatif, apabila kondisi ekonomi dan arus perdagangan turun.
"Salah satunya dengan melakukan efisiensi dan efektivitas pola kerja. Segala biaya-biaya yang hanya “nice to have” akan hilangkan dengan tetap menjaga Business Continuity Management (BCM) dan merawat alat produksi, kapal tunda secara berkala," katanya.
Selain itu, lanjut Chiefy, melaksanakan efisiensi dan efektivitas. Dari sisi lain, IPCM terus menggenjot kerjasama dengan TERSUS dan TUKS. "Salah satunya, sebagaimana pernah kami sampaikan sebelumnya, IPCM telah mendapat kontrak 3 tahun kerjasama dengan PT Nusantara Regas pada 2020 sampai 2023, dengan ship call rata-rata 40 kapal LNG per tahun," jelasnya.
Menurutnya, kontrak ini merupakan kelanjutan kontrak pelayanan yang telah berjalan sejak tahun 2017. Dengan kontrak jangka panjang tersebut, kelanjutan dan pengembangan bisnis IPCM akan terjamin. Kerjasama ini menunjukkan tingkat kepercayaan NR atas pelayanan pandu dan tunda IPCM selama ini.
Baca Juga: Tambah cabang dan armada baru Satria Antaran Prima (SAPX) anggarkan capex Rp 35 M
"Kerja sama dengan TUKS dan TERSUS untuk memenuhi kebutuhan listrik dan energi daerah dan nasional sehingga tetap terjaga keberlangsungannya. Kontribusi pendapatan pelayanan Pemanduan dan Penundaan di TUKS dan TERSUS sampai dengan Februari 2020 mencapai 26% dari total pendapatan," katanya.
Selain itu juga ekspansi pasar dan operasi wilayah di Sumatera, Kalimantan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta untuk meraih pasar baik di TUKS, Tersus maupun pelabuhan umum tahun ini.
Ia menyebut, IPCM tidak ada rencana melakukan PHK karyawan karena menurutnya, SDM yang ada saat ini memang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam melakukan pelayanan pemanduan dan penundaan.
Selain itu IPCM memiliki fundamental kinerja operasi dan keuangan yang sangat bagus. Justru pengembangan pasar, peningkatan produksi, wilayah operasi akan dibutuhkan tambahan SDM operasional yang kompeten, berkarakter serta professional," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News