Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 2019 akan datang sebentar lagi. Dengan melihat maraknya platform belanja online dan potongan harga yang menggiurkan, apakah pengusaha ritel merasa tertantang?
Ketua Komite Ritel Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Tutum Rahanta mengungkapkan Harbolnas 2019 yang biasanya ada pada e-commerce di Indonesia merupakan kegiatan marketing.
Baca Juga: Jelang Harbolnas 2019, ini optimisme konsumen Indonesia
Bahkan, biasanya ia melihat ini adalah strategi marketing dalam bentuk dan cara belanja yang berbeda. "Apalagi ini di e-commerce. Ini biasanya juga kebanyakan barang elektronik," kata Tutum pada Kontan.co.id, Selasa (10/12).
Namun, Tutum memandang bahwa kunci yang utama dalam penjualan adalah daya beli masyarakat. Menurutnya, meski ada Harbolnas dan promo baik dalam e-commerce atau penjualan ritel, bila daya beli masyarakat tidak terjaga, maka tidak akan terjadi konsumsi.
"Kalau masyarakat tidak ada duit, bagaimana keyakinan untuk belanja bisa naik?" jelasnya.
Baca Juga: Achmad Zaky mundur, ini kisahnya merintis Bukalapak
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kondisi penjualan baik di ritel maupun e-commerce, Tutum berharap adanya situasi global yang membaik dan kebijakan pemerintah yang bisa menjaga daya beli dan mendorong konsumsi.
Dampaknya pun dilihat Tutum tidak hanya pada penjualan ritel maupun event Harbolnas, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi yang bisa terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News