Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Menjelang hari Lebaran nanti, pengelola bus antar kota antar provinsi Eka Sari Lorena rupanya juga sudah bersiap untuk menaikkan tarif bus miliknya. Kenaikan itu dilakukan seiring dengan melonjaknya jumlah penumpang dan beba operasional perusahaan selama musim mudik.
"Dari tarif normal untuk lebaran kita akan naikan sekitar 30% sampai 35%," kata Dwi Rianta Surbakti, Senior Technical Advisor PT Eka Sari Lorena Transport Tbk dalam paparan publiknya, Senin (30/6).
Menurutnya sebagai operator bus kelas eksekutif yang tidak terikat dengan peraturan pemerintah, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk bebas menaikan tarif untuk menyesuaikan dengan kondisi di lapangan saat mudik.
Rianta mengatakan kecenderungan yang biasanya terjadi selama musim mudik pihaknya justru kerap mengalami pembengkakan bahan bakar akibat kondisi jalan yang macet.
"Kita juga harus menyesuaikan biaya perjalanan, apalagi kalau lebaran biasanya kan yang penuh hanya satu sisi saja," paparnya.
Selain mengkerek tarif, guna menghadapi lebaran tahun ini Lorena juga sudah menyiapkan sekitar 50 armada baru. Perusahaan baru saja membeli 15 unit Mercedes Benz tipe OH 1526 dan 35 unit Mercedes Benz OH 1626. Armada tersebut dibeli menggunakan dana hasil initial public offering (IPO)yang dilakukannya pada April lalu.
Rianta mengaku optimis penambahan armada baru dan kenaikan tarif yang dilakukannya ini bisa membuat perusahaan mengantongi pemasukkan lebih tinggi dari hari-hari biasanya. Ia memperkirakan untuk pendapatan akan meningkat sekitar 15% sampai 25%.sedangkan untuk penjualan akan meningkat mulai 25% hingga 35%.
"Kami yakin tahun ini akan lebih tinggi tidak tahun lalu yang stagnan karena adanya pemilu dan angkutan mudik gratis," imbuhnya.
Asal tau saja hingga kuartal I 2014 ini, Lorena Transport berhasil mencatatkan pendapatan sebesar RP 26,64 miliar atau menurun 15,97% dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 34,08 miliar. Penurunan tersebut diakibatkan dari menurunnya jumlah kontribusi pengoperasian bus AKAP dan jasa operator bus Transjakarta.
Pendapatan dari bus AKAP yang sebelumnya sebesar Rp 26,75 miliar menurun hingga Rp 22,46 miliar. Sedangkan pendapatan dari operator bus Transjakarta dari Rp 7,34 miliar turun menjadi Rp 6,18 milar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News