Reporter: Venny Suryanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) telah menyiapkan sejumlah strategi menjelang lebaran tahun ini. Lantaran permintaan ayam diprediksikan naik, Sreeya telah meningkatkan kapasitas volume produksi sekitar 30% dari bulan sebelumnya.
Adapun untuk mendongkrak pendapatan di tahun ini, SIPD juga akan meningkatkan kualitas produk pakan ternak hingga keunggulan pelayanan yang cepat tanggap. Dengan strategi itu, emiten poultry dan produsen ayam olahan pun optimistis dapat mencatat pertumbuhan penjualan tumbuh hingga double digit tahun ini.
Tapi, perusahaan belum dapat menyebutkan berapa angka pastinya. Sri Sumiyarsi, Chief Financial Officer dan Corporate Secretary SIPD menjelaskan di tahun ini, Sreeya juga akan meningkatkan kapasitas pembibitan (breeding) untuk menunjang utilisasi produksi pakan ternak. “Serta akan memperluas penerapan sistem Smart Farm agar para peternak lebih mudah mengontrol manajemen budidaya ayam,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/5).
Baca Juga: Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) merilis produk ayam nanas
Sementara itu, di sektor hilir (food), Sreeya berencana akan membangun distribusi rantai dingin (cold chain) maupun logistik untuk peningkatan eksekusi penjualan dengan dukungan dari pusat kendali dan peningkatan portofolio melampaui sektor poultry.
Menjelang lebaran yang semakin dekat, Sreeya mengklaim biasanya ada peningkatan konsumsi ayam di sektor rumah tangga dan industri (hotel, restaurant dan café/catering (horeca).
“Ditambah adanya berbagai stimulus dari pemerintah termasuk program vaksinasi yang tengah berjalan, bisa menggerakkan roda perekonomian yang mendorong peningkatan konsumsi ayam,” tambah Sri.
Baca Juga: Harga saham emiten poultry melesat, begini rekomendasi dari analis
Dengan demikian, Sreeya pun telah mengantisipasi permintaan daging ayam saat Bulan Ramadan dan Lebaran dengan meningkatkan kapasitas volume produksi sekitar 30% dari bulan sebelumnya. “Kami juga memastikan pengelolaan rantai pasokan produk mulai dari perencanaan permintaan, perencanaan pemenuhan bahan baku pokok, serta pengelolaan logistiknya yang mencakup penyimpanan, transportasi dan distribusi dapat tersalurkan dengan baik, merata dan tepat waktu sampai ke seluruh pelanggan,” ujar dia.
Meski tidak dirinci, tahun ini rencananya SIPD menyediakan belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini sekitar 3 kali dari biaya capex di tahun lalu. Dia mengatakan, 35% dari capex tersebut merupakan biaya modal baru yang ditujukan untuk investasi strategis di unit usaha peternakan (farming) guna mendukung pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan utilisasi unit pakan ternak.
“Sisanya dua pertiganya adalah belanja modal rutin, termasuk untuk memenuhi biaya modal yang kami tunda tahun lalu karena antisipasi krisis Covid-19,” ujar Sri.
Mengutip laporan keuangan SIPD per September 2020, emiten itu mencetak penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 3,13 triliun atau meningkat 6,10% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 2,95 triliun. Sementara, laba bersih susut menjadi Rp 31,29 miliar dari kuartal ketiga tahun 2019 sebesar Rp 61,55 miliar.
Baca Juga: Kejar target penjualan dua digit tahun ini, simak strategi Sreeya Sewu (SIPD)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News