Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI–ICMA) dan Indonesia Mining Association (IMA) memprediksi, volume ekspor batubara Indonesia pada tahun 2025 turun 7%-8% dibandingkan total ekspor sepanjang tahun lalu.
Direktur Eksekutif APBI, Gita Mahyarani mengatakan, ekspor batubara tahun ini memang mengalami penurunan dibandingkan realisasi tahun lalu, baik dari sisi nilai maupun volume.
"Dilihat dari volume hingga akhir tahun total ekspor kemungkinan akan turun kurang lebih 7%," kata Gita kepada Kontan, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan, penurunan ekspor ini bukan hanya dipengaruhi oleh melemahnya permintaan dari China, tetapi juga dari India serta beberapa negara di kawasan North East Asia.
Baca Juga: Daya Intiguna (MDIY) Genjot Ekspansi, Targetkan Tambah 270 Toko Baru di Tahun 2026
"Hal tersebut antara lain terjadi karena China dan India meningkatkan produksi domestik mereka pada semester pertama tahun ini, sementara Korea Selatan mulai melakukan langkah transisi energi sehingga mengurangi kebutuhan impor batubara. Di beberapa negara lain, perlambatan ekonomi dan penyesuaian stok juga turut menahan volume pembelian," jelas Gita.
Adapun sebelumnya APBI telah membeberkan ekspor batubara hingga Oktober 2025 telah mencapai 418 juta ton. Realisasi ekspor itu mengambil porsi 83,6% dari target ekspor sepanjang 2025 sebesar 500 juta ton.
Senada, Executive Director Indonesian Mining Association (IMA) Hendra Sinadia mengungkap target ekspor paling tinggi yang dibidik adalah pada 510 juta ton.
"Perkiraan sampai akhir tahun di level 500 juta ton - 510 juta ton atau turun 8%-10% dibanding 2024," kata Hendra.
Masalah permintaan dari China dan India yang berkurang, ditambah kedua negara ini memutuskan menaikkan sendiri produksi batubara mereka.
Sebagai gambaran, dari data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa ekspor batubara Indonesia pada tahun 2024 mencapai 555 juta ton. Angka ini melampaui realisasi ekspor tahun 2023 (518 juta ton) dan kontribusi Indonesia di pasar global adalah sekitar 33% hingga 35% dari total konsumsi dunia.
Prediksi Pasar Ekspor Batubara Tahun Depan
Di sisi lain, Hendra bilang, IMA memprediksi ekspor batubara sepanjang 2026 setidaknya akan sama dengan tahun 2025 terutama dari sisi volume.
"Perkiraan ekspor tahun depan akan sama dengan 2025. Namun kita perlu cermati wacana penurunan target produksi batubara nasional seperti yang sudah diwacanakan oleh pemerintah," kata dia.
Sementara dari APBI, untuk tahun depan, Gita melihat adanya indikasi peningkatan permintaan global sehingga terdapat peluang perbaikan kinerja ekspor dibandingkan tahun ini.
"Meskipun realisasinya tetap akan dipengaruhi oleh dinamika eksternal seperti kondisi geopolitik dan kebijakan energi negara-negara tujuan," kata Gita.
Adapun, saat ini pengusaha batubara tengah bersiap dengan adanya penerapan Bea Keluar (BK) batubara yang digadang-gadang akan diterapkan tahun depan, bersamaan dengan BK emas.
"Mengingat permintaan sedang lesu dan harga batubara masih sangat fluktuatif dan belum mencapai titik ideal, kami berharap jika kebijakan tersebut diterapkan, mekanismenya dapat diberlakukan ketika harga berada pada level yang memberikan windfall profit, sehingga tidak semakin menekan kinerja ekspor dan tetap menjaga daya saing industri," tutupnya.
Baca Juga: Starbucks Gandeng Kementan Perkuat Ekosistem Kopi Nasional
Sebelumnya dalam catatan Kontan, Produksi batubara Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan berada di kisaran antara 750–780 juta metrik ton. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2024 yang mencapai 836 juta ton.
"Tahun lalu kita produksi sekitar 836 juta ton, tahun kemungkinan proyeksi gak akan sampai 800 (juta ton), sekitar 750 juta ton-780 juta ton,” ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba), Kementerian ESDM, Tri Winarno dalam Seminar Pertambangan IKATA UPN di Jakarta, dikutip, Selasa (02/12/2025).
Tri juga mengamini bahwa penurunan produksi salah satunya disebabkan oleh kondisi global yang berubah, sehingga mengurangi konsumsi batubara.
"Kapasitas produksi kita memang bisa lebih tetapi market tidak memungkinkan untuk menyerap itu semua,” ungkap Tri.
Selanjutnya: Starbucks Gandeng Kementan Perkuat Ekosistem Kopi Nasional
Menarik Dibaca: 11 Daftar Obat Herbal Penurun Gula Darah Tinggi Alami yang Dapat Dicoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













