kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jemaah haji dan TKI menjadi potensi pasar apotek Kimia Farma di Arab Saudi


Jumat, 24 Agustus 2018 / 20:47 WIB
Jemaah haji dan TKI menjadi potensi pasar apotek Kimia Farma di Arab Saudi
ILUSTRASI. Kerjasama Kimia Farma dengan Dawaa


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah jemaah haji dan umrah yang terus meningkat menjadi motivasi besar bagi produsen dan distributor obat PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membuka gerai apotek di Arab Saudi. KAEF telah resmi mengakuisisi saham Dawaa Medical Limited Company, salah satu anak perusahaan Marei Bin Mahfouz (MBM) Group yang bergerak di bidang kesehatan di Arab Saudi.

Ganti Winarno, Sekretaris Perusahaan KAEF mengatakan prospek jaringan apotek dengan Dawaa tersebut sangat baik. "Apalagi secara lokasi sangat strategis, khususnya dengan adanya pelaksanaan ibadah haji," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (24/8).

Saat ini, Kimia Farma Dawaa memiliki 31 outlet apotek di Arab Saudi. Dengan rincian 10 outlet di Mekkah dan sisanya di Jeddah. Ke depan, KAEF berencana mengembangkan ke kota lain di Arab Saudi menjadi 90 outlet dalam dua tahun mendatang.

Adapun apotek tersebut juga menggunakan logo Kimia Farma, apakah hal ini menjadi potensi untuk menarik jemaah haji asal Indonesia? "Secara umum (target) kami tidak hanya pasar jemaah haji Indonesia namun juga jemaah haji secara keseluruhan," kata Ganti.

Bagaimana dengan kontribusi apotek di luar negeri tersebut? Ganti enggan merincikannya. Yang jelas KAEF masih menggenjot lini bisnis tersebut. "Secara keseluruhan sangat prospek dan potensi pertumbuhan ke depan sangat bagus," ungkapnya.

Sekadar informasi, KAEF menjadi pemegang saham mayoritas yakni sebesar 60% di Dawaa. Dawaa akan memiliki nama Kimia Farma Dawaa dan perusahaan joint venture ini menjadi entitas anak baru di Kimia Farma Group.

Manajemen KAEF sebelumnya menyebutkan, akuisisi saham melalui penyertaan modal atau investasi sebesar 38 juta riyal atau senilai Rp 133 miliar. Dengan skema pemesanan saham baru.

Adapun untuk pembangunan satu outlet diperlukan investasi sekitar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Ditargetkan konsumen berasal dari jemaah haji asal Indonesia yang berkunjung ke Indonesia serta Tenaga Kerja Indonesia yang berada di Arab Saudi.

Kimia Farma Dawaa saat ini terdaftar di Arab Saudi sebagai perusahaan yang punya bisnis perdagangan, pengeolalaan fasilitas layanan kesehatan, ekspor impor dan juga kegiatan manufaktur. Honesti bilang bila pengembangan outlet sudah selesai maka perusahaaan akan segera mendirikan pabrik farmasi di Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×