kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

JETRO: Perusahaan Jepang mengeluh soal upah dan produktivitas pekerja Indonesia


Selasa, 11 Februari 2020 / 22:17 WIB
JETRO: Perusahaan Jepang mengeluh soal upah dan produktivitas pekerja Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja pabrik keluar istirahat makan siang di Depok, Jawa Barat, Rabu (5/2). Badan Koordinasi dan Penanaman Modal mencatat saat ini setiap 1% pertumbuhan ekonomi hanya mampu menyerap 110.000 orang tenaga kerja. Berbeda dengan tahun 2013 lalu yang setiap


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

Keishi Suzuki, Presiden Direktur JETRO Jakarta Office menyebutkan per tahun lalu investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 4,3 miliar. Kucuran tersebut menempatkan Jepang menjadi investor ketiga terbesar di tanah air.

Namun dirinya berharap jumlah tersebut akan meningkat lagi ke depannya. Saat ini investasi Jepang ke Indonesia mulai bergeser dari industri manufaktur di sektor otomotif ke arah pembangkit listrik, properti dan sektor non manufacturing lainnya.

Baca Juga: Kemnaker sebut pesangon dan jaminan sosial tidak akan hilang dalam omnibus law

"Ini berkaitan dengan SDM di Indonesia dan untuk manufaktur saat ini semakin sulit karena kenaikan UMR di Indonesia menjadi masalah sehingga (investasi) di non manufaktur bertambah," ujarnya.

Sebanyak 88,5% perusahaan Jepang di Indonesia juga berharap perlunya kebijakan fasilitasi perdagangan. Dari jumlah perusahaan yang memerlukan fasilitasi perdagangan, sebanyak 53,6% perusahaan ingin adanya peningkatan informasi tentang sistem dan prosedur perdagangan.

Selain itu ada 44% perusahaan menginginkan pemahaman yang sama soal evaluasi klasifikasi tarif, 43,4% mengenai sistem administrasi yang lebih maju dan 41,4% percepatan dan penyederhanaan prosedur izin impor.

"Indonesia masih sangat menarik, karena pangsa pasar dan potensi pertumbuhannya sangat tinggi. Jadi perusahaan Jepang ingin lingkungan bisnisnya membaik untuk bisa membangun market yang besar ini," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×