kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

John Riady Optimistis Ekonomi Digital Terus Tumbuh di Tengah Gelombang PHK


Selasa, 08 November 2022 / 15:53 WIB
John Riady Optimistis Ekonomi Digital Terus Tumbuh di Tengah Gelombang PHK
John Riady Optimistis Ekonomi Digital Terus Tumbuh di Tengah Gelombang PHK


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Eksekutif Lippo Group sekaligus praktisi modal ventura John Riady menegaskan ekonomi digital akan terus bertumbuh meskipun valuasinya terjadi penurunan dan diterpa gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Fenomena ini terjadi bukan karena pecahnya gelembung yang nantinya akan merontokkan pertumbuhan ekonomi digital, melainkan adanya reposisi bagi investasi ke depan.

“Fenomena siklikal yang terjadi akibat munculnya arus balik dari pertumbuhan cepat valuasi perusahaan teknologi digital,” kata John Riady dalam keterangannya, Selasa (8/11/2022).

Berdasarkan Vantage pada Kuartal III 2022, aliran investasi ke sektor teknologi digital kembali seret, pendanaan modal ventura ke startup di Asia Tenggara (Asean) hanya sekitar US$ 3,72 miliar atau turun 36,4% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Baca Juga: Layanan Keuangan Digital di Indonesia Diproyeksikan Tumbuh Siginfikan pada 2022

Bahkan, sejak Januari hingga September 2022, total investasi startup di Asean hanya mencapai US$ 12,68 miliar, turun 16,4% yoy. Sebaliknya jumlah transaksi pendanaan baik secara kuartalan maupun periode tahun berjalan justru mengalami kenaikan. 

“Valuasi yang cenderung tinggi itu telah memicu terjadinya inflasi nilai, yang  pada akhirnya terjadi penurunan valuasi secara cepat perusahaan-perusahaan teknologi digital,” ujar John. 

Di sisi lain, ia mengungkapkan kondisi saat ini jauh berbeda dengan fenomena buble yang terjadi pada akhir 90’an, di mana aliran investasi jumbo masuk ke dalam sektor digital. 

“Saat itu, bubble dotcom terjadi, valuasi turun, dan secara riil belum terdapat infrastruktur yang mendukung pengembangan lebih jauh. Saat ini, digitalisasi terjadi di semua lini, dan mengubah banyak pola kehidupan,” ungkapnya.

Baca Juga: Rumor PHK Massal di Tubuh Meta Menyusul Prospek yang Mengecewakan

Disebutkan,saat situasi perekonomian global diprediksi bakal mengalami kontraksi akibat perang serta imbas pandemi, hal itu merembet kepada likuiditas serta investasi startup

“Investor lebih hati-hati, tidak lagi sekadar euforia digital, melainkan cermat menggandeng mitra perusahaan teknologi digital,” tambahnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×