Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Praktisi ekonomi digital yang merintis Venturra Capital di bawah bendera Lippo Group, John Riady menyatakan pemanfaatan potensi ekonomi digital yang disampaikan Presiden Joko Widodo relevan dan kontekstual dengan visi pengembangan usaha rintisan serta berdampak nyata di tengah banyaknya usaha rintisan yang berguguran.
Sebelumnya Jokowi menyebutkan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai US$ 146 miliar dan kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan naik delapan kali pada tahun 2030, yaitu sebesar Rp 4.531 triliun.
Selain itu, seluruh sektor digital juga mengalami pertumbuhan dua digit pada tahun 2021.
“Berbagai inisiatif keuangan digital didorong oleh penguatan karakter untuk berubah, berani, dan mengkreasikan hal-hal baru. Ini memotivasi kita menjadi pemain digital di negara sendiri dan pemain utama di pasar global untuk pemulihan ekonomi nasional," kata John dalam keterangannya, Selasa (4/10/2022).
Baca Juga: Siloam (SILO) Berencana Bagi Dividen Rp250 miliar Tahun Buku 2021
John yang juga dikenal sebagai praktisi industri kesehatan melalui PT Siloam International Hospital Tbk (SILO), menilai bahwa arahan Presiden Jokowi terkait usaha rintisan itu adalah tepat sasaran.
“Apa yang diungkapkan Presiden merupakan visi yang bakal menyelamatkan investasi digital hingga upaya pengembangan usaha rintisan agar berdampak secara riil. Sebab semakin ke sini, ada fenomena besar terkait bergugurannya usaha teknologi digital. Sebaliknya, digitalisasi ekonomi ke depan masih merupakan keniscayaan,” jelas John.
Menurut Jokowi mayoritas kegagalan usaha rintisan akibat tidak mampu menjawab kebutuhan pasar dan seolah kehabisan nafas karena kalah berkompetisi.
Hal paling relevan saat ini, adalah para pelaku usaha rintisan harus bergerak mengikuti dinamika global dan nasional yang kini dilanda krisis pangan, energi, kesehatan, dan finansial.
Baca Juga: Ini Rencana Ekspansi Siloam International (SILO) di Sepanjang 2022
Karena itu, tambah John, arahan Jokowi terkait usaha rintisan sangat relevan sekaligus kontekstual. “Bapak Presiden semakin memperjelas dan mempertegas strategi pengembangan ekonomi digital yang bakal ditempuh,” ungkap John.
Di lain sisi, berkaca dari upaya Lippo Group di sektor ekonomi digital melalui lengan investasi Venturra Capital, John menilai ada banyak kesamaan strategi sebagaimana diharapkan Presiden Jokowi. Investasi yang digelontorkan Lippo Group selama ini, tegasnya, selalu mengacu kepada prinsip solutif dan inspiratif.
“Artinya, usaha rintisan yang dibekali permodalan oleh Venturra Capital itu harus benar-benar membawa solusi bagi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, kami juga menilai sang pendiri usaha rintisan secara objektif, mereka yang memiliki inspirasi mengatasi problem masyarakat, itulah yang sejalan dengan kami,” kata John.
Sementara itu, sejak berdiri tujuh tahun lalu Venturra Capital telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi seperti Ruangguru, OVO, Zilingo, Luno, Shopback, Kaodim, Sociolla, Bride Story, Fabelio, TADA, hingga unicorn Grab.