Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) sempat diprotes oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan karena menjual harga avtur lebih mahal 20% dibandingkan harga avtur internasional.
Menanggapi hal tersebut, Direktur pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, Pertamina harus menjual harga mahal karena melakukan subsidi silang untuk bandara-bandara kecil yang menjual avtur.
Ahmad bilang Pertamina harus melayani Avtur di seluruh Indonesia termasuk di daerah-daerah. Sehingga banyak bandara di lokasi-lokasi tersebut yang merugi karena volume penjualan masih kecil tetapi tetap harus menyediakan avtur seperti bandar kecil Luwuk, Mamuju, Silangit, Labuhan Bajo, dan Berau.
"Kalau kami naikkan harganya akan menjadi sangat tinggi akibatnya perhubungan kota-kota ini akan mati,"ujar Ahmad pada KONTAN Minggu (13/9).
Akibatnya, beberapa bandara besar menjual Avtur dengan harga yang lebih mahal dari Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok. Namun, Ahmad mengklaim, harga yang dijual masih lebih murah dari negara-negara Asean lainnya. Selain harus mensubsidi silang, beragam pungutan resmi kerjasama dan pajak juga membut harga avtur Pertamina menjadi lebih mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News