Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) memangkas target kinerja tahun ini. Perlambatan ekonomi menjadi dasar revisi itu.
Peritel ini, semula menargetkan bisa meraup target pendapatan Rp 8 triliun. Kini perusahaan hanya yakin bisa meraih Rp 7,6 triliun, turun 5% dari target. Adapun laba perusahaan ini diharapkan bertahan di kisaran Rp 350 miliar. "Adanya kenaikan upah dan biaya membuat profit kami turun," kata Suryanto, Direktur PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Rabu (16/9).
Peritel ini sejatinya berharap banyak dari hajatan Lebaran tahun ini. Namun kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Lebaran yang berbarengan dengan tahun ajaran baru membuat peritel ini tidak mampu mendongkrak pendapatan musiman.
Menurut Suryanto, pendapatan Ramayana di periode Juni - Juli 2015 terpangkas Rp 200 miliar dari periode serupa tahun lalu.
Hasil negatif ini membuat Ramayana mengambil keputusan tidak akan menambah gerai Ramayana. RALS hanya menambah gerai supermarket Spar, untuk menjajakan sayuran, daging dan buah-buahan segar. Saat ini RALS sudah punya delapan gerai Spar dan bakal ada tambahan delapan gerai akhir tahun ini.
Setyadi Surya, Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Santosa menambahkan, beberapa wilayah yang menjadi incaran pembukaan gerai Spar diantaranya adalah di kawasan Jakarta, seperti Cengkareng, Pondok Gede, Cijantung, Cikarang Jawa Barat, hingga Sidoarjo di Jawa Timur.
Pembukaan Spar tidak akan menguras biaya Ramayana. Soalnya sebagian besar memanfaatkan gerai Robinson yang sudah ada. Biaya renovasi Rp 2 juta per meter persegi (m²). Hanya ada satu gerai "Kalau space-nya ada sampai 700 m²," tutur dia.
Peritel ini sengaja memaksimalkan gerai Robinson yang ada, ketimbang membangun gerai baru. Dari sembilan gerai Spar yang beroperasi saat ini, hanya satu gerai di Dinoyo, Malang yang gerai baru.
Sedangkan untuk rencana gerai Spar di Sidoarjo, merupakan gerai terpisah dari gerai Ramayana, atawa gerai yang bersifat stand alone.
Sayang, meski sudah beroperasi, Spar masih belum memberi kontribusi berarti bagi pendapatan bisnis Ramayana, termasuk menopang target pertumbuhan bisnis. Setyadi menambahkan dengan kondisi daya beli yang lesu seperti sekarang, makin susah untuk membuat proyeksi berapa besar kontribusi bisnis Spar bagi RALS.
Selain itu, manajemen Ramayana juga memutuskan menunda pembangunan pusat gudang di Cikarang, Bekasi. Proyek tersebut saat ini baru pada tahapan penunjukkan konsultan untuk menentukan desainnya. Tapi untuk waktu pembangunan, perusahaan ini masih belum memastikan. "Kami belum tahu waktu pembangunan, yang jelas, tanah sudah punya kami," ucapnya.
Penundaan ini membuat realisasi belanja modal perusahaan ini pun bakal banyak yang tidak terpakai. Belanja modal Ramayana tahun ini sebesar Rp 360 miliar. Meski dana ini untuk membuka 16 gerai Spar, tapi serapan dana baru sekitar Rp 80 miliar.
Manajemen Ramayana pun memperkirakan belanja modal tahun ini bakal tersisa sehingga bisa di pakai untuk tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News