Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Dihubungi terpisah, Manager Marketing & Public Relation Jatim Park Group Titik S. Ariyanto mengamini bahwa pelaku usaha wahana wisata dan hiburan berada dalam masa yang suram. Titik menyampaikan, Jatim Park (JTP) Group ditutup serentak sejak 20 Maret 2020 lalu. Hingga kini, belum semua wahana bisa dibuka.
Asal tahu saja, Jatim Park memiliki 15 park di delapan lokasi. Beberapa wahana mulai dibuka secara bertahap sejak 27 Juni dan pada 3 Oktober 2020 nanti ditargetkan semua wahana sudah bisa dibuka.
Kata Titik, manajemen taman hiburan dihadapkan pada posisi yang sulit. Sebab meski kembali dibuka, jumlah pengunjung masih sangat terbatas dan pelayanan sebagian besar wahana masih dibatasi pada Sabtu-Minggu saja.
"Batasan jumlah pengunjung setiap hari pun masih jauh dari target. Meskipun per 3 Oktober nanti semua park di bawah naungan JTP group sudah beroperasi semua, tetapi masih jauh dari target," kata Titik.
Baca Juga: Kasus corona melandai, Disneyland Hong Kong bakal kembali dibuka pada 25 September
Meski tak membeberkan secara rinci, tapi Titik memberikan gambaran bahwa di masa normal, jumlah pengunjung Jatim Park 2 bisa mencapai 1.000-1.500 orang per hari. Saat ini, jumlah pengunjung hanya berkisar 150-200 orang.
Alhasil, sepinya jumlah pengunjung berdampak terhadap pemasukan atau kinerja keuangan, serta penempatan karyawan. Titik menjelaskan, Jatim Park memiliki sejumlah wahana satwa, yang mau tidak mau tetap membutuhkan biaya operasional yang tinggi karena harus ada pemeliharaan, kebersihan lingkungan dan juga pelatihan. "Kebun binatang kan butuh pakan terus, meski nggak ada pengunjung, nggak ada income. (Meski wahana dibuka), tetap nggak menutup (biaya operasional)," imbuh Titik.
Dari segi jumlah karyawan, dia tak menampik adanya penyesuaian. Sebab, jumlah pengunjung akan menentukan seberapa banyak karyawan yang diperlukan. Sebagai contoh, di masa normal, Jatim Park membutuhkan hingga enam kasir, tapi saat ini hanya dua kasir saja. "(Petugas) di pintu masuk sekarang cuma dua orang, dulu 6-8 orang. Jadi karyawan saat ini setiap hari dipekerjakan sesuai kebutuhan. Kita benar-benar efektif dan efisien," sebut Titik.
Baca Juga: WFH Sambil Staycation di Beberapa Tempat di Bali