Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
Keberadaan platform digital tersebut dipandang perlu untuk memperkuat perseroan di tengah kompetisi jasa sewa dan logistik, apalagi ASSA sudah punya modal kuat di kedua segmen tersebut.
Adapun untuk anggaran belanja modal (capital expenditure) tahun ini diestimasikan sekitar Rp 1,2 triliun. Jany bilang belanja modal tersebut mayoritas masih diserap untuk penambahan armada penyewaan mobil perseroan sekitar 4.000 unit.
"Dengan harga mobil kisaran Rp 200 juta sampai Rp 300 juta tentu capex tersebut dominan dipakai untuk menambah armada," sebut Jany.
Untuk bisnis sewa mobil ini, secara keseluruhan baik lini konvensional maupun digital diproyeksikan tumbuh 10% di tahun 2020.
Sebelumnya di tahun 2018, perseroan tercatat meluncurkan platform digital, market place, untuk jual beli mobil bekas Caroline. Situs tersebut mempertemukan pembeli dan penjual mobil bekas dengan sistem bidding.
Baca Juga: Kembangkan aplikasi share car, ASSA berencana tambah 1.000 armada
Platform tersebut sempat ditargetkan untuk menjual 4.000 kendaraan dalam setahun. Sementara secara keseluruhan tahun ini perseroan penjualan mobil bekasnya di kisaran 60.000 unit, di mana pada tahun lalu ASSA berhasil membukukan penjualan mobil bekas sekitar 41.000 unit.
Secara keseluruhan, dalam catatan Kontan.co.id, ASSA mematok pertumbuhan bisnis 15%-20% di tahun 2020. Hingga kuartal-III tahun 2019 lalu, total pendapatan ASSA tumbuh 23% year on year dari Rp 1,4 triliun di kuartal-III 2018 menjadi Rp 1,7 triliun di kuartal-III 2019.
Kontribusi terbesar berasal dari jasa sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool sebesar 55% atau Rp 923 miliar, diikuti oleh penjualan kendaraan bekas sebesar 18% atau Rp 294 miliar, sewa juru mudi sebesar 12% atau Rp 204 miliar, jasa logistik sebesar 8% atau Rp 129 miliar, jasa lelang sebesar 6% atau Rp 95 miliar dan lainnya sebesar 2% atau sekitar Rp 26 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News