CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.757   28,00   0,17%
  • IDX 8.420   13,34   0,16%
  • KOMPAS100 1.164   -0,44   -0,04%
  • LQ45 848   -0,95   -0,11%
  • ISSI 294   0,44   0,15%
  • IDX30 442   -0,63   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   -0,01   0,00%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 135   -0,15   -0,11%
  • IDXQ30 142   -0,01   -0,01%

Jurus Golden Eagle Energy (SMMT) agar Kinerja Tetap Tumbuh di 2026


Kamis, 20 November 2025 / 16:52 WIB
Jurus Golden Eagle Energy (SMMT) agar Kinerja Tetap Tumbuh di 2026
ILUSTRASI. Aktivitas pertambangan mineral PT Golden Eagle Energy Tbk.


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Eagle Energy (SMMT) optimistis bakal mempertahankan kinerja positif di tahun 2026. Optimisme ini sejalan dengan tren harga batubara yang menunjukkan pemulihan.

Direktur Utama SMMT Huang She Thong mengatakan, perseroan akan terus mengoptimalkan sarana infrastruktur yang mencakup jalan dan dermaga.

Selain itu, SMMT juga akan melakukan penambangan yang efisien dan terstruktur untuk menjaga kondisi keuangan.

“Kami juga akan terus menjaga hubungan dengan para mitra bisnis dan pemasok maupun pelanggan, serta fokus pada aset strategis yang mendukung pertumbuhan jangka panjang,” ucap Huang dalam paparan publik, Kamis (20/11/2025).

Baca Juga: PTBA, ABMM dan ITMG Buka Suara Soal Potensi Penerapan Bea Keluar Batubara

Sebelumnya hingga September 2025, SMMT meraih pertumbuhan kinerja yang cukup signifikan. Tercatat, penjualan SMMT per September 2025 sebesar US$ 90,47 juta, meningkat 241,65% year on year (YoY) dari periode sama tahun lalu yakni US$ 26,48 juta. 

Sejalan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan juga naik 106,91% yoy ke US$ 3,89 juta.

Menurut Phillip Hendry, Chief Operating Officer SMMT, pencapaian ini tak terlepas dari akuisisi 58,65% saham mayoritas perseroan oleh Geo Energy Resources Limited pada 20 Oktober 2023 lalu.

“Selain itu, kita juga sudah bisa meningkatkan hauling capacity (kapasitas angkut) kita, kita juga bisa secure tracking kita, dan di sini tim manajemen kita juga sudah lebih baik,” jelas Phillip dalam kesempatan yang sama.

Tak cuma itu, SMMT juga mencatat kenaikan volume produksi dan penjualan batubara, seiring pemulihan harga emas hitam ini sejak awal semester I 2025. Menyitir data Argus Media, Indonesia Coal Index (ICI) pada Oktober berada di angka 43,30. Indeks ini menunjukkan sinyal pemulihan setelah sebelumnya di bulan Juli 2025 ada di posisi 40,68.

Hal ini kemudian memengaruhi kenaikan volume produksi dan penjualan batubara SMMT hingga kuartal III-2025. Tercatat, total volume produksi SMMT sebesar Rp 3,27 juta ton per kuartal III-2025 , meningkat 93% dari posisi yang sama tahun lalu sebesar 2,28 juta ton.

Baca Juga: Korea Selatan Putuskan Gabung PPCA, Bagaimana Nasib Pasar Batubara Indonesia?

Produksi terbanyak dihasilkan dari situs yang dikelola PT Triaryani di Rawas Ilir dan Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, yakni sebanyak 77% dari total produksi.

Di waktu yang sama, volume penjualannya turut naik dari 2,09 juta ton per September 2024 menjadi 3,25 juta ton. Secara komposisi, penjualan ekspor paling mendominasi, dengan porsi 71% dari total penjualan.

“Di tahun 2026 kita masih sangat yakin harga batubara akan tetap naik mengingat pasokan di China produksi lokalnya sudah diturunkan karena banyak illegal mining. Jadi kemungkinan ada kekurangan batubara untuk lokal,” jelas Huang.

Terlebih, SMMT lewat PT Marga Bara Jaya (MBJ), anak usaha Geo Energy Group, tengah membangun jalan hauling batubara sepanjang 92 kilometer. 

Jalan terserbut akan menghubungkan area konsesi tambang PT Triaryani di Desa Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), hingga ke pelabuhan khusus di tepi Sungai Lalan, Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Bila rampung, SMMT memproyeksi bakal meningkatkan trucking capacity atawa kapasitas pengangkutan truk hingga 140 juta ton hingga 180 juta ton. Info saja, kapasitasnya saat ini sekitar 35 juta ton sampai 40 juta ton.

“Tahun depan kita sangat optimis dengan pencapaian produksi kita, karena kita memiliki tim produksi yang sangat kuat dan kita punya karyawan juga semua sudah terintegrasi dengan bagus,” kata Huang.

Baca Juga: Menteri Bahlil Pastikan Harga Batubara DMO Tetap US$70 per Ton

Selanjutnya: Terungkap! Ini Kota Global Terbaik Asia Pasifik Maupun Dunia Tahun 2025

Menarik Dibaca: Cegah Stunting Lewat Konsumsi Telur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×