kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.636   -41,42   -0,48%
  • KOMPAS100 1.188   -1,36   -0,11%
  • LQ45 855   2,54   0,30%
  • ISSI 307   -2,78   -0,90%
  • IDX30 440   2,40   0,55%
  • IDXHIDIV20 511   4,78   0,94%
  • IDX80 133   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 138   -0,32   -0,23%
  • IDXQ30 140   1,13   0,81%

Jurus Logindo di tengah lesunya bisnis perkapalan


Minggu, 16 Oktober 2016 / 21:09 WIB
Jurus Logindo di tengah lesunya bisnis perkapalan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Logindo juga berencana menjual kapal yang dimiliki perusahaan. Satu kapal jenis LCT (landing craft tank) telah berhasil dijual dengan harga US$120.000. Di sisa akhir tahun ini perseroan juga berencana menjual 1-2 kapal lagi jenis Flat Top Barge dan Tug Boat.

Meskipun harga minyak mentah kembali rebound ke depan, Eddy mengungkapkan bisnis perkapalan offshore tidak akan bisa langsung ikut meningkat. Eksplorasi migas di Indonesia saat ini masih membutuhkan kerja sama dengan perusahaan asing.

Namun investor enggan melakukan eksplorasi karena banyaknya perizinan yang harus dilalui dan aturan production sharing contract yang tidak menguntungkan bagi pengusaha di tengah lesunya harga minyak.

Dalam kontrak bagi hasil dalam kontrak kerja sama eksplorasi migas saat ini sebesar 85% masuk ke negara dan hanya 15% menjadi bagian dari investor. Sementara seluruh resiko dari kegiatan tersebut ditanggung investor.

Eddy menilai kondisi saat ini merupakan waktu yang tepat untuk melakukan eksplorasi karena saat harga minyak menguat nantinya Indonesia sudah punya produksi yang cukup sehingga tak tergantung lagi pada impor. Oleh karena itu, dirinya berharap pemerintah mau memangkas perizinan eksplorasi dan mengubah kontrak bagi hasil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×