Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Persaingan bisnis farmasi yang cukup ketat di Indonesia tak menciutkan PT Pyridam Farma Tbk. Perusahaan berkode saham PYFA ini tak ingin berlarut-larut dari kelesuan ekonomi.
Steven A.A Setiawan, Sekretaris Perusahaan Pyridam Farma menjelaskan, perusahaannya harus menghadapi setidaknya terdapat sekitar 200 perusahaan farmasi baik Pemilik Modal Asing (PMA) maupun Pemilik Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia. “Jadi bisa dibayangkan tajamnya persaingan dalam negeri,” ujarnya ke KONTAN, Jumat (6/1).
Untuk itu, Pyridam mempersiakan diri menggenjot penjualan. Targetnya, penjualan tahun ini naik 7% dan laba bersih tumbuh 20% dibanding tahun 2016. Salah satu caranya, menggenjot penjualan produk-produk baru.
Sejatinya, target pertumbuhan ini sama seperti tahun lalu. “Pasti ditargetkan naik, hanya angka kenaikannya tidak besar, diperkirakan sama dengan tahun lalu. Didasarkan pada kelesuan ekonomi dunia dan nasional, ditambah lagi dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menggerus obat peresepan,” katanya.
Menurut perkiraaan manajemen Pyridam, realisasi penjualan pada Desember 2016 adalah 217 miliar atau 93% dari target. Sementara, Pyridam menargetkan tahun 2016 bisa mencapai sekitar Rp 233,09 miliar. Dengan mengacu target tahun lalu, artinya tahun ini pihaknya ingin meraup pendapatan Rp 249,40 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News