Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia Indonesia (KAI) sepertinya turut larut dalam euforia transaksi di dunia maya. Optimistis model transaksi itu bakal semakin marak, perusahaan pelat merah itu berani pasang target kontribusi penjualan tiket online 80%.
Barulah sisanya, 20% dari penjualan tiket di loket. Catatan perusahaan itu, sejauh ini penjualan tiket secara online dan penjualan di loket berkontribusi sama.
Demi merealisasikan mimpi itu, KAI melanjutkan ekspansi pengembangan transaksi online. Terbaru, perusahaan itu akan menghadirkan mesin penjualan tiket online di beberapa stasiun keretaapi. "Sebenarnya ini sudah diuji coba di Stasiun Gambir tapi Januari ini akan kami pasang beneran," ujar Bambang Eko, Direktur Komersial Kereta Api Indonesia kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Selain mengikuti perkembangan gaya transaksi terkini, KAI juga mengincar keuntungan lain. Manajemen perusahaan itu mengakui melego tiket online bisa menekan biaya operasional berupa upah pegawai di lapangan.
Sementara itu, karena menggandeng mitra bisnis dalam mengembangkan layanan ini, KAI tak merogoh kocek sendirian. "Kami sudah menjalin kerjasama dengan salah satu anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan dia yang akan membayar sewa ruang di stasiun," ujar Bambang tanpa menyebutkan besaran investasinya.
Yang pasti, ikhtiar mengembangkan bisnis penjualan tiket secara online tersebut tak berarti dalam rangka menghapus penjualan tiket di loket. Maklum, masih banyak konsumen keretaapi yang rela datang ke stasiun dan mengantre tiket di loket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News