Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kalla Group melalui salah satu anak perusahaannya, PT Bumi Sarana Migas (BSM), siap membangun proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal di Bojonegara, Banten. Terminal regasifkasi itu berkapasitas 500 mmscfd atau kurang lebih 4 juta ton.
Juru bicara PT Bumi Sarana Migas Nanda Sinaga mengatakan, perusahaan berencana untuk segera memulai proyek tersebut. "Rencananya, kami akan mulai proyek di awal 2017. Bisa beroperasi pada awal tahun 2020," kata Nanda, Senin (14/11).
Proyek terminal regasifikasi LNG Darat ini diproyeksi membutuhkan dana Rp 10 triliun. Investasi tersebut sepenuhnya akan dibiayai oleh pemenuhan modal pemegang saham serta pinjaman dari Lembaga Keuangan Jepang, yang terdiri dari Lembaga Keuangan Pemerintah Jepang dan Perbankan Jepang.
Lanjut Nanda, proyek tersebut dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat berdasarkan data Kementerian ESDM dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas tahun 2013-2030. Data tersebut menunjukan, Jawa bagian Barat akan mengalami defisit neraca gas yang disebabkan berkurangnya dan akan habisnya cadangan gas dari Sumatra, serta meningkatnya permintaan akan kebutuhan gas.
Selain itu, salah satu anak perusahaan Kalla Group juga telah memiliki lahan sejak tahun 1990-an di wilayah tersebut. “Kami memiliki lahan yang sangat cocok untuk proyek infrastruktur tersebut, karena lahan kami berada di tepi pantai laut dengan kedalaman yang cukup serta di depan pulau sebagai pelindung ombak untuk disandari kapal LNG terbesar sekelas Q-Flex dan Q-Max,” jelas Nanda.
Setelah melalui diskusi dan kajian bisnis di internal Kalla Group pada tahun 2013, Kalla Group memutuskan untuk menunjuk salah satu Konsultan Teknik dari Jepang dalam merancang bangun Terminal Regasifikasi LNG dan untuk melakukan studi kelayakan pendirian Terminal Regasifikasi LNG. Kemudian proyek Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara, Banten ini ditawarkan kerjasama kepada PT Pertamina (Persero) pada tahun 2013.
Atas dasar kajian tersebut, Kalla Group juga mencari mitra untuk pembangunan proyek ini. Pada awal tahun 2015, Kalla mendapatkan mitra dari Jepang. Sayang, Nanda tidak mau mengungkapkan mitra tersbeut.
"Untuk partner Jepang-nya sedang difinalisasi. Pada saat ini kami belum bisa disclose nama partner karena mereka merupakan perusahaan publik di Jepang," imbuh Nanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News