Reporter: Syifa Fauziah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Graha Layar Prima Tbk optimistis rencana penambahan bioskop hingga akhir tahun ini bakal semakin mulus. Penyebabnya, mereka baru saja mengantongi dana segar Rp 650 miliar hasil penerbitan saham baru alias rights issue.
Informasi saja, Graha Layar telah menerbitkan 99.311.039 saham baru kelas C yang ditawarkan pada harga Rp 6.550 per saham, melalui mekanisme penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) I 2016. Lewat aksi itu, mereka meraup dana segar sekitar
Rp 650 miliar.
Graha Layar berencana menggunakan maksimal Rp 250 miliar dana hasil rights issue untuk melunasi utang. Lalu, Rp 400 miliar selebihnya untuk membangun bioskop baru maupun merenovasi bioskop lama CGV*blitz.
Asal tahu, sepanjang tahun ini Graha Layar menargetkan penambahan delapan bioskop CGV*blitz. Dua bioskop anyar di Slipi, Jakarta, dan Manado, Sulawesi Utara sudah beroperasi pada semester I-2016. Itu berarti, mereka masih memiliki pekerjaan rumah menambah enam bioskop lagi pada semester II-2016.
Bidikan lokasi Graha Layar tak cuma kota besar. "Saat ini kami tengah membangun beberapa lokasi baru diantaranya di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara," kata Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk Bratanata Perdana, dalam keterangan tertulis kepada media, Kamis (11/8).
Ambil contoh, tahun lalu Graha Layar mengklaim diri sebagai pionir bioskop di Karawang, Jawa Barat. Menurut mereka, respon pasar di kota yang terkenal sebagai lumbung padi tersebut, positif.
Graha Layar yakin strategi mengulik daerah potensial bisa menopang kinerja di masa yang akan datang. Meminjam data Film Indonesia, mereka bilang, tahun lalu bioskop hanya ada di 52 kota. Padahal, Indonesia memiliki 514 kabupaten dan kota.
Agar lebih kompetitif, Graha Layar juga berupaya mengembangkan teknologi. Direktur PT Graha Layar Prima Tbk Jeff Lim mengatakan, Graha Layar telah menghadirkan ruang menonton dengan basis teknologi 4DX, SphereX dan Starium.
Graha Layar tentu tak mau perolehan dana jumbo rights issue tadi habis tanpa mendatangkan hasil. Lewat penambahan bioskop, perusahaan tersebut yakin bisa memperbaiki kinerja. "Kami optimistis pada Januari tahun mendatang akan memperoleh profit yang baik," ujar Bernard Kent Sondakh, Direktur Utama PT Graha Layar Prima Tbk kepada KONTAN, Kamis (11/8).
Maklum, Graha Layar masih mencatat rugi bersih Rp 16,45 miliar pada kuartal I-2016. Rugi bersih tersebut bahkan mendaki ketimbang kuartal I-2015 yang tercatat rugi
Rp 12,17 miliar. Padahal pendapatan neto naik 62,94% menjadi Rp 113,18 miliar.
Dus, Graha Layar akan senantiasa melanjutkan strategi penambahan bioskop. Tahun depan perusahaan berkode BLTZ di Bursa Efek Indonesia itu akan menambah bioskop di wilayah Indonesia timur. "Beberapa sudah locked, tahun depan kami berharap ada dua sampai tiga sites ada di sana," kata Bernard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News