Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bulan ini memastikan bahwa penurunan batu bara secara radikal harus terjadi pada dekade ini.
Laporan IPCC tersebut menunjukkan bahwa dunia sudah tidak memiliki anggaran karbon (carbon budget) untuk pembangunan PLTU batubara baru dan penggunaan batubara harus turun 75% pada tahun 2030 (dari level 2019) agar dapat menahan kenaikan suhu global di bawah 1.5 derajat Celcius sesuai dengan Perjanjian Paris.
“Rencana pembangunan PLTU batubara harus berhenti sekarang,” kata Flora Champenois dari Global Energy Monitor.
Flora melanjutkan, arahan dari laporan IPCC terbaru untuk memperjuangkan iklim sudah jelas yakni menghentikan pembangunan PLTU baru serta segera memensiunkan PLTU yang masih beroperasi khususnya di negara maju pada 2030 dan negara lain menyusul setelahnya.
Lead Analyst dari Centre for Research on Energy and Clean Air Lauri Myllyvirta menjelaskan, banyak negara berkembang sudah memangkas rencana pembangunan PLTU baru.
Baca Juga: Pemanfaatan EBT Semakin Didorong untuk Target Karbon Normal
Sejumlah negara yang penurunannya cukup besar yakni India, Vietnam, Bangladesh dan Mesir.
"Negara maju telah mengumumkan rencana baru untuk penghentian batu bara dan pemensiunan PLTU. Sekarang, negara dengan target nol emisi yang belum memiliki target penghentian batu bara harus lebih serius," terang Lauri.
Dia melanjutkan, di China, pemerintah tetap mengumumkan pembangunan PLTU baru padahal ada ambisi untuk peningkatan energi bersih di 2025.
Untuk itu, menurutnya, upaya mendorong energi bersih harus dilakukan bersamaan dengan penurunan pengoperasian PLTU.
"Jika rencana PLTU batubara baru tidak dikontrol, maka overcapacity dapat menghambat dan mempersulit transisi energi di China," jelas Lauri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News