kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapuas Prima Coal (ZINC) membidik pendapatan Rp 1 triliun


Selasa, 31 Juli 2018 / 12:00 WIB
Kapuas Prima Coal (ZINC) membidik pendapatan Rp 1 triliun


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) mencatatkan kinerja apik. Hingga paruh pertama tahun ini, Kapuas Prima membukukan pendapatan Rp 372,53 miliar, naik 140,87% dibanding penjualan di periode sama tahun lalu sebesar Rp 154,66 miliar.

Dari sisi bottom line, Kapuas Prima Coal meraih laba bersih Rp 84,87 miliar, melonjak 662,53% dibanding periode sama 2017 Rp 11,13 miliar.

Komoditas seng menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yakni Rp 209,29 miliar, timbal dan perak menyumbangkan pendapatan masing-masing sebesar Rp 116,51 miliar dan Rp 46,73 miliar.

"Dari volume konsentrat, selama semester pertama tahun ini, seng kurang lebih 6.900 ton dan timbal 8.800 ton," ungkap Direktur  Kapuas Prima Coal, Hendra Wiliam ke KONTAN, kemarin.

Peningkatan penjualan dibarengi kenaikan beban pokok penjualan 88,82% menjadi Rp 181,1 miliar. Kenaikan beban ini sejalan dengan pendapatan yang bertumbuh signifikan. Oleh karena itu, manajemen Kapuas Prima bertekad menerapkan efisiensi tenaga kerja kontraktor.

Adapun beban pokok penjualan lini kontrator tercatat Rp 101,91 miliar. "Kami berupaya menekan biaya kontraktor. Strategi itu juga berhubung harga seng dan timbal sedang turun sejak dua bulan terakhir," ujar dia.

Untuk terus meningkatkan penjualan, perusahaan meningkatkan kapasitas produksi sejak tahun lalu dari semula 1.500 ton per hari menjadi 2.500 ton per hari. Kapuas Prima optimistis dapat memenuhi target pendapatan Rp 1 triliun di 2018

Emiten berkode saham ZINC di BEI ini juga  sudah meneken kontrak jual beli konsentrat hingga akhir tahun nanti dengan Merlion Resources Holding Limited, perusahaan besar yang berbasis di Hong Kong. "Kontraknya kurang lebih per bulan US$ 3 juta hingga US$ 4 juta," ungkap Hendra.

Pada 31 Mei lalu ZINC telah mendapatkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) No. 47/1/IPPKH/PMDN/2018 seluas 1.519,25 Ha, dari sebelumnya  390 ha.

ZINC juga terus meningkatkan kapasitas pabrik menjadi 600.000 metrik ton seng dan timbal. Namun, prosesnya mundur dari yang sebelumnya ditargetkan rampung Juli menjadi September tahun ini.

"Untuk penambahan kapasitas pabrik bisa mulai berjalan di bulan September 2018, Saat ini progresnya sudah 85%," ujar Hendra. Penambahan kapasitas produksi mundur dari target karena masalah teknis di lapangan. Proses penambahan kapasitas pabrik dimulai sejak awal tahun dengan capex US$ 20 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×