Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten laboratorium PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) mencatat adanya kenaikan tes PCR sebanyak 43.000 tes pada bulan ini.
Sekretaris Perusahaan Diagnos Fanfan Riksani mengatakan, dibandingkan dengan kuartal kedua 2022 lalu, pihaknya mencatat kenaikan 19% tes PCR yang dilakukan pada kuartal ketiga 2022.
"Pada kuartal ketiga 2022 kami mencatat kenaikan tes PCR 19% dibandingkan dengan kuartal kedua lalu. Mungkin ini selaras dengan bebasnya mobilitas orang bepergian keluar negeri dan juga konser atas adanya subvarian Omicron XBB, XBB.1, dan BQ.1," ujar Fanfan saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Minggu (20/11).
Baca Juga: Bundamedik (BMHS) Masih Optimistis Dapat Merealisasikan Target Bisnis Tahun 2022
Kenaikan angka Covid-19 sudah terlihat sejak Oktober 2022. Ini tampak dari tren kasus harian yang berada di kisaran 3.000 kasus. Pada Rabu (16/11), pasien Covid-19 bahkan tembus 8.000 kasus dalam sehari. Angka ini menjadi yang tertinggi sejak Maret 2022. Tercatat, DKI Jakarta masih berada di urutan puncak wilayah yang mencatatkan kasus virus corona.
DGNS juga telah melakukan analisis dan antisipasi lonjakan pasien, mengingat pada periode akhir tahun ini masyarakat juga banyak bepergian dan berkumpul. DGNS tidak membeberkan gambaran kesiapan alat tesnya. Fanfan berkata sudah bersinergi dengan vendor serta supplier untuk menjaga stok tes tetap lengkap.
DGNS juga fokus pada layanan homecare untuk memudahkan pasien melakukan periksa kesehatan dan tes PCR.
"Kami sudah lakukan antisipasi dan analisa mengenai potensi lonjakan kasus hingga penurunan kasus Covid-19. Kami sudah kerjasama dengan beberapa vendor juga untuk persiapan reagen, APD, dan lainnya," ujar dia.
Baca Juga: Bisnis Non-Covid Sehatkan Bundamedik (BMHS), Kontribusinya Terus Menanjak
Dengan mempertimbangkan adanya lonjakan serta penurunan kasus Covid-19, DGNS mengatakan akan fokus pada layanan kesehatan non-Covid 19. Diagnos menargetkan tahun ini layanan non-Covid 19 bisa bertumbuh 20% hingga 25% dibandingkan dengan tahun 2021.
Selaras dengan target itu, DGNS fokus pada outlet yang ada. Hingga kini, Diagnos memiliki total 35 outlet yang tersebar dari lima kantor cabang yang berada di Padang, Makassar, Ciputat, Batam, dan Denpasar.
"Sebagai strategi bisnis, kami masih ingin maintain outlet yang sudah ada sambil berjalan dengan ekspansi cabang di kota lain. Kami akan ekspansi di 2023, tapi tahun ini kami fokus dahulu di Batam. Ekspansi Surabaya dan Bandung masih dalam proses," sambung Fanfan.
Baca Juga: Diagnos (DGNS) Targetkan Pembangunan Klinik di Medan dan Surabaya Tahun Ini
DGNS mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 10,43 miliar pada semester pertama 2022. Laba Diagnos anjlok 77,37% dibandingkan dengan periode sama tahun 2021 yang mencapai Rp 46,09 miliar.
Pendapatan Diagnos turun 42,62% menjadi Rp 96,85 miliar. Pendapatan dari refersensi dokter berelasi turun 29,57%. Lalu, pendapatan klien korporasi turun 58,6% menjadi Rp 24,78 miliar. Pendapatan referensi dokter pihak ketiga merosot 63,1% menjadi Rp 10,39 miliar. Lalu, dari pelanggan individu menyusut 20,5% menjadi Rp 8,58 miliar.
Beban pokok pendapatan dapat ditekan 37,3% menjadi Rp 48,43 miliar. Laba kotor Diagnos turun 47,1% menjadi Rp 48,42 miliar. Sementara itu, kewajiban berkurang 43,14% dibandingkan akhir tahun 2021 menjadi Rp 22,88 miliar. Pemicunya, utang pajak turun 94,59% menjadi Rp 865,19 juta. Total aset Diagnos menyusut 2,4% menjadi Rp 235,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News