Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Lebih lanjut, investasi di sektor EBT Indonesia sebenarnya tetap memiliki prospek menarik. Misalnya, biaya investasi untuk pengembangan teknologi pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala besar sudah mulai turun. Hal ini membuat harga listrik dari PLTS sudah bisa bersaing dengan pembangkit lain yang berbasis gas atau bahkan batubara.
“Kami memperkirakan harga listrik PLTS di tahun 2025 akan lebih murah dari PLTU asalkan pemerintah konsisten mengembangkan PLTS,” terang Fabby.
Baca Juga: Dorong hilirisasi batubara, Kementerian ESDM akan berikan sejumlah insentif
Di sisi lain, investasi untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) masih terkendala biaya pengembangan yang mahal dan risiko eksplorasi tinggi. Namun, pemerintah sebenarnya bisa menurunkan risiko eksplorasi dan memberikan skema pembiayaan dengan cost of money serupa dengan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
“Maka harga listrik dari PLTP diyakini dapat bersaing dengan PLTGas dan bahkan bisa sebanding dengan PLTU di kisaran US$ 0,07 per Kwh,” ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News