kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kebutuhan naik, harga kakao terdongkrak


Senin, 01 Oktober 2012 / 08:40 WIB
Kebutuhan naik, harga kakao terdongkrak
ILUSTRASI. Pengunjung memilih pakaian di gerai Sogo Department Store saat berlangsung program diskon Red Hot Deals di Mal Lippo Puri Kembangan, Jakarta Barat, Minggu (25/04). KONTAN/Baihaki/25/04/2021


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Harga biji kakao di dalam negeri diperkirakan akan terus naik seiring dengan kenaikan kebutuhan kakao industri pengolahan. Jika saat  ini harganya di kisaran Rp 20.000 per kilogram (kg), diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 21.000 hingga Rp 23.000 per kg.

Firman Bakrie, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) mengatakan, aturan bea keluar biji kakao pada 2010 menyebabkan pengusaha kakao lebih memilih menjual hasil panennya ke dalam negeri dibanding ekspor. "Kebutuhan dalam negeri juga semakin tinggi," katanya, akhir pekan lalu.

Saat ini, dari seluruh total produksi biji kakao dalam negeri, sebanyak 70% dipakai untuk kebutuhan industri pengolahan kakao dalam negeri, sementara 30% yang lain untuk ekspor. Hal itu, menurut Firman, menunjukkan kalau industri pengolahan kakao di Indonesia sudah cukup menjanjikan dan memberi harga yang bagus.

Tidak hanya didorong oleh peningkatan produksi perusahaan yang sudah ada. Firman bilang, peningkatan penyerapan biji kakao dalam negeri, juga disebabkan karena adanya investor baru juga tertarik untuk mengembangkan industri pengolahan kakao.

Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Askindo bilang, harga kakao akan terus naik hingga November 2012. "Tren harga naik pada akhir tahun dan akan mencapai level tertinggi pada awal tahun," katanya.

Data Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menunjukkan, tahun ini produksi kakao olahan akan naik hampir dua kali lipat. Jika tahun lalu produksi kakao olahan sebesar 240.000 ton, tahun ini diperkirakan menjadi  400.000 ton. "Industri pengolahan kakao kebagian jatah biji kakao setengah dari total produksi nasional," kata Sandra Wijaya, Direktur Eksekutif AIKI.

Dengan total produksi sebanyak 500.000 ton, maka 250.000 ton biji kaka akan diperuntukkan bagi industri dalam negeri. Menurut Sandra, peningkatan kebutuhan seiring kenaikan kapasitas produksi industri pengolahan.

Data AIKI juga menunjukkan, beberapa perusahaan yang akan masuk dalam industri pengolahan kakao adalah Cargill dari Amerika Serikat, JB Cocoa dari Malaysia, dan Archer Daniels Midland Cocoa asal Singapura. Sementara itu Guang Chong Bhd akan menaikkan produksi menjadi 70.000 ton dari sebelumnya 65.000 ton. Selain perusahaan baru, perusahaan yang akan kembali beroperasi adalah PT Jaya Makmur Hasta, PT Unicorn Kakao Makmur dan PT Davomas Abadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×