Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Naiknya kebutuhan kakao untuk kebutuhan industri olahan di dalam negeri mengerek harga kakao di pasar lokal. Sebelumnya, harga kakao dalam negeri Rp 20.000 per kilogram (kg), namun karena permintaan naik, harga kakau berpotensi naik hingga Rp 23.000 per kg.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Firman Bakrie kepada KONTAN akhir pekan lalu. Firman bilang, 70% produksi kakao nasional untuk kebutuhan dalam negeri, sisanya untuk ekspor.
"Naiknya kebutuhan dalam negeri karena, industri pengolahan kakao banyak yang membutuhkan," kata Firman. Selain naiknya kebutuhan dalam negeri, aturan bea keluar (BK) ekspor biji kakao sejak tahun 2010 menyebabkan pengusaha memilih menjual kakao di dalam negeri ketimbang ekspor.
Ketua Umum Askindo, Zulhefi Sikumbang, memperkirakan, harga kakao diproyeksikan akan naik sampai November mendatang. "Sesuai dengan trend harga, naik pada akhir tahun dan akan mencapai harga tertinggi awal tahun," kata Zulhefi.
Sementara itu, berdasarkan data dari Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), tahun ini, produksi kakao olahan bisa naik hampir dua kali lipat ketimbang tahun lalu. Tahun lalu, produksi kakao olahan hanya mencapai 240.000 ton, sedangkan tahun ini produksi kakao olahan bisa mencapai 400.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News