kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   25.000   1,50%
  • USD/IDR 16.389   -39,00   -0,24%
  • IDX 6.557   -91,31   -1,37%
  • KOMPAS100 972   -13,67   -1,39%
  • LQ45 763   -10,22   -1,32%
  • ISSI 200   -2,76   -1,36%
  • IDX30 395   -4,60   -1,15%
  • IDXHIDIV20 474   -4,43   -0,93%
  • IDX80 111   -1,57   -1,40%
  • IDXV30 116   -0,38   -0,33%
  • IDXQ30 131   -1,52   -1,15%

Kecerdasan Buata (AI) Diprediksi Makin Dominasi Sektor Ritel Indonesia pada 2025


Selasa, 11 Februari 2025 / 07:05 WIB
Kecerdasan Buata (AI) Diprediksi Makin Dominasi Sektor Ritel Indonesia pada 2025
ILUSTRASI. Suasana sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (9/2/2022). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) berharap pemerintah tidak menerapkan PPKM level 3 di beberapa wilayah dengan jangka waktu panjang. Meningkatnya kasus omicron pada saat ini menekan kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan, yang sebelumnya mulai berangsur pulih setelah adanya pelonggaran pada awal Agustus 2021. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan semakin mendominasi berbagai sektor industri, termasuk ritel, di Indonesia pada tahun 2025.

Proyeksi dari Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap AI akan meningkat tajam seiring dengan upaya industri dalam memacu kinerja keuangan melalui teknologi ini.

Namun, adopsi AI di sektor ritel offline Indonesia diperkirakan masih akan berjalan lebih lambat dibandingkan sektor ritel online.

Baca Juga: Ancaman PHK Massal Mengintai Sejumlah Sektor Industri di Indonesia

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengungkapkan bahwa toko fisik masih menghadapi berbagai tantangan dalam penerapan teknologi ini.

“Sektor usaha online memang lebih dahulu memprioritaskan penggunaan AI. Sementara sektor offline, penerapannya masih terbatas pada segmen pasar kelas atas, terutama ritel mewah yang hanya mencakup sekitar 5% dari seluruh segmen yang ada,” ujar Alphonzus kepada Kontan.co.id, Senin (10/2).

Meskipun demikian, teknologi AI diharapkan mampu mendorong peningkatan penjualan dan efisiensi operasional dalam industri ritel.

Penerapan AI akan banyak berfokus pada pengelolaan data konsumen guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pemasaran, manajemen stok, serta meningkatkan pengalaman belanja yang lebih personal.

Baca Juga: Lebih 70.000 Orang Kehilangan Pekerjaan pada 2024,Ancaman PHK Masih Berlanjut di 2025

Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menjelaskan bahwa teknologi AI sebenarnya sudah lama diterapkan dalam operasional ritel, terutama dalam analisis perilaku konsumen.

"Kami telah memanfaatkan teknologi seperti kamera dengan motion detection dan face recognition untuk menganalisis preferensi konsumen, termasuk kebiasaan mereka dalam memilih produk serta area toko yang paling menarik perhatian mereka," kata Budihardjo.

Selain itu, pemanfaatan AI juga mempercepat interaksi dengan pelanggan. Salah satu implementasi yang semakin populer adalah penggunaan sistem robot untuk menjawab pertanyaan pelanggan secara otomatis, yang lebih efisien dibandingkan metode konvensional.

Meski demikian, Budihardjo mengakui bahwa anggaran yang diperlukan untuk mengembangkan AI dalam bisnis ritel masih cukup besar, sehingga adopsinya belum dilakukan secara luas.

Baca Juga: 6 Pendapatan Pasif Terbaik di Tahun 2025 ala Robert Kiyosaki, Bitcoin Tak Termasuk

Namun, AI telah menjadi bagian integral dari operasional bisnis bagi beberapa pelaku industri yang ingin meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Melihat ke depan, potensi pemanfaatan AI di sektor ritel Indonesia semakin terbuka lebar, terutama dalam peningkatan pengalaman konsumen dan efisiensi operasional.

Pengelola ritel semakin menyadari pentingnya mengadopsi teknologi ini, meskipun masih dalam skala terbatas pada tahap awal.

Sektor ritel kelas atas dan pusat perbelanjaan mewah diperkirakan akan menjadi pelopor dalam pemanfaatan AI, sementara segmen pasar menengah dan bawah kemungkinan besar akan mengikuti dalam beberapa tahun mendatang.

Secara keseluruhan, meskipun penggunaan AI dalam sektor ritel Indonesia masih berada di tahap awal, banyak pihak melihatnya sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing di tengah persaingan yang semakin ketat.

“Dengan analisis perilaku konsumen yang lebih canggih, efisiensi operasional yang lebih baik, dan pengalaman belanja yang lebih personal, AI siap mengubah cara bisnis ritel beroperasi di Tanah Air,” pungkas Budihardjo.

Selanjutnya: Catat, Inilah Daftar 8 Ruas Jalan Tol Gratis Selama Mudik Lebaran 2025

Menarik Dibaca: Jadwal Libur Awal Puasa dan Lebaran Sekolah 2025, Orang Tua Diminta Melakukan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×