kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.667.000   5.000   0,30%
  • USD/IDR 16.350   -70,00   -0,43%
  • IDX 6.648   -94,43   -1,40%
  • KOMPAS100 985   -10,71   -1,08%
  • LQ45 773   -11,62   -1,48%
  • ISSI 203   -1,54   -0,76%
  • IDX30 399   -7,38   -1,81%
  • IDXHIDIV20 478   -11,28   -2,30%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 117   -1,24   -1,05%
  • IDXQ30 132   -2,70   -2,00%

Menilik Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) di Sektor Ritel


Senin, 10 Februari 2025 / 15:25 WIB
Menilik Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) di Sektor Ritel
ILUSTRASI. Karyawan menawarkan barang dagangan melalui siaran langsung atau Live Shopping di salah satu mal di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (12/10/2023). Penjualan melalui siaran langsung dengan memperagakan dan mengulas suatu produk yang disiarkan melalui aplikasi perdagangan elektronik atau situs e-commerce itu menjadi alternatif untuk menaikkan omzet penjualan ditengah menurunnya penjualan secara langsung. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/Spt.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan semakin mendominasi berbagai sektor industri, termasuk sektor ritel, di Indonesia pada tahun 2025. 

Berdasarkan proyeksi dari Economist Intelligence Unit (EIU), kebutuhan terhadap AI diperkirakan meningkat tajam, seiring dengan upaya industri untuk memacu kinerja keuangan melalui teknologi ini.

Meskipun demikian, penggunaan AI di sektor ritel di Indonesia, khususnya untuk sektor off-line, diperkirakan belum akan begitu masif pada tahun 2025.

Baca Juga: Lebih 70.000 Orang Kehilangan Pekerjaan pada 2024,Ancaman PHK Masih Berlanjut di 2025

Menurut Alphonzus Widjaja, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), sektor ritel Indonesia, khususnya yang berfokus pada toko fisik atau offline, masih akan lebih lambat mengadopsi teknologi AI dibandingkan dengan sektor ritel online. 

“Sektor usaha online memang lebih dahulu memprioritaskan penggunaan AI. Sementara sektor off-line, akan didominasi oleh segmen pasar kelas atas, terutama pada ritel mewah yang hanya mencakup sekitar 5% dari seluruh segmen yang ada,” kata Alphonzus kepada Kontan,co.id, Senin (10/2).

Sementara itu, teknologi AI diharapkan bisa mendorong peningkatan penjualan dan efisiensi operasional di sektor ritel.

Penggunaan AI sendiri akan banyak berfokus pada pengelolaan data konsumen, untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih baik dalam hal pemasaran, pengelolaan stok, serta pengalaman belanja yang lebih personal.

Baca Juga: Sektor Infrastruktur Tertekan Pemangkasan Anggaran, Cek Rekomendasi Analis

Sementara itu, Budihardjo Iduansjah, Ketua Umum Hippindo, berbagi pengalamannya mengenai penggunaan teknologi AI dalam operasional ritel yang sudah diterapkan sejak lama di sektor ini.

Ia menyatakan pihaknya sudah lama menggunakan teknologi seperti kamera untuk menangkap perilaku konsumen, mulai dari pemilihan barang di rak, hingga interaksi mereka dengan produk. 

"Dengan menggunakan motion detection dan face recognition, kami dapat menganalisis apa yang menjadi minat dan preferensi konsumen, seperti di mana mereka lebih banyak menghabiskan waktu dan produk apa yang paling menarik perhatian mereka," ujar Budihardjo kepada KONTAN.

Selain itu, penggunaan teknologi juga mempercepat interaksi dengan konsumen. Salah satunya adalah implementasi sistem robot untuk menjawab pertanyaan pelanggan secara otomatis, yang jauh lebih efisien dibandingkan dengan cara manual.

Baca Juga: Target Pertumbuhan 2024 Terancam Meleset

Budihardjo menambahkan, meski anggaran untuk AI cukup signifikan, penggunaannya belum secara masif dilakukan di Indonesia, meski sudah menjadi bagian integral dari operasional. 

Melihat ke depan, potensi penggunaan AI di sektor ritel Indonesia semakin terbuka lebar, terutama dalam hal peningkatan pengalaman konsumen dan efisiensi operasional.

Dengan teknologi yang terus berkembang, pengelola ritel di Indonesia semakin menyadari pentingnya mengadopsi AI, meskipun dalam skala yang lebih terbatas di tahap awal. 

Sektor ritel kelas atas dan pusat perbelanjaan mewah di Indonesia diprediksi akan menjadi pelopor dalam penggunaan teknologi ini, sedangkan segmen pasar menengah dan bawah kemungkinan besar akan mengikuti dalam waktu beberapa tahun mendatang.

Secara keseluruhan, meski penggunaan AI dalam sektor ritel Indonesia masih dalam tahap awal, banyak yang melihatnya sebagai langkah strategis untuk meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. 

"Dengan analisis perilaku konsumen yang lebih canggih, efisiensi operasional yang lebih baik, dan kemampuan untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih personal, AI siap mengubah cara bisnis ritel beroperasi di tanah air," pungkasnya.

Selanjutnya: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,15% ke Rp 16.350 Per Dolar AS pada Senin (10/2)

Menarik Dibaca: Singapore Airlines Group Akan Pakai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan dari Aether

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×